Dirjen EBTKE : Longsor Penyebab Ledakan Pipa

Rabu, 6 Mei 2015 | 15:58 WIB | Ferial

EBTKE-- Musibah tanah longsor yang terjadi di wilayah kerja panas bumi (WKP) Pengalengan, Jawa Barat merupakan musibah alam.

Hal itu ditegaskan oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Rida Mulyana dalam konferensi pers di Ruang Pers KESDM, Rabu, 06 Mei 2015.

"Akan terjadinya bencana alam ini, sebenarnya sudah pernah diperingatkan oleh Badan geologi mengingat kondisi kelabilan tanah kebetulan pipa panas bumi berada,"ujar dia.

Rida menambahkan saat itu Badan Geologi telah menyarankan agar penduduk sekitar segera diungsikan mengingat kontur tanahnya yang semakin labil. "Waktu itu teman-teman Geologi sudah menyarankan agar penduduk diungsikan bukan pipanya yang dipindah,"kata dia.

Secara kebetulan, Rida menjelaskan, kemarin (Selasa, 05/05) terjadi hujan deras dengan demikian tanah yang sudah kritis tersebut bergeser dan menyebabkan longsoran tanah yang besar (masiv) dan menyapu sebagian penduduk serta berujung pula menimpa instalasi pipa pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Wayang Windu. "Longsoran itu yang menyebabkan kerusakan pipa dan terjadi pada pukul 14.30 WIB kemaren pada saat kondisi hujan dan kemudian menyebabkan pondasi pipa bergeser dan putus menjadi tiga bagian karena putus fluida yang berada di dalam pipa yang berasal dari sumur-sumur uapnya ikut tertimbun oleh longsoran jadi patahnya pipa karena longsoran bukan dari penyebab longsoran dan karena uapnya masih belum tertutup dan tertimbun longsoran maka seolah olah timbunan itu kemudian terjadilah seperti ledakan karena tekananya lumayan besar 10 bar dan membuat tanah-tanah yang tadinya menimbun pipa itu berhamburan,"paparnya.

Dengan terjadinya peristiwa ini, menurut dia, praktis dua unit PLTP Wayang Windu tersebut berhenti beroperasi. "Unit 1 itu kapasitasnya 110 MW dan unit dua 117 MW, dengan demikian suplai energi sebesar 227 MW ke PLN terhenti,"kata Rida.

Mengingat pembangkit ini masuk dalam sistem Jawa Madura Bali (Jamali) diharapkan tidak mengganggu sistem kelistrikan Jamali. "PLN sedang menghitung dampaknya, walaupun ini masuk sistem Jawa Bali, semoga tidak mengganggu,"ungkapnya.

Dari sisi pemerintah, kata Rida, pihaknya telah menugaskan instruktur panas bumi untuk langsung berkoordinasi dengan badan nasional penanggulangan daerah (BPND) di lokasi bencana dan juga aparat tentunya. "Saya juga mengingatkan Presdir Star Energy, meskipun kita sama-sama korban tetapi tolong bantu korban, yang sakit tolong diobati dan bantu juga memperbaikin rumah,"pungkasnya.


Contact Center