Presiden Janjikan Insetif Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Rabu, 8 Juli 2015 | 08:55 WIB | Ferial

EBTKE-- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan memberikan insentif untuk pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia.

Hal tersebut dikemukakannya ketika meresmikan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Kamojang unit 5 di Garut, Jawa Barat, Minggu, 05 Juli 2015.

"Kita beri insentif khusus, rate ditinggikan sedikit tidak apa-apa, orang berbondong untuk berinvestasi,"kata dia.

Ketersediaan listrik, tambah dia, menjadi salah satu indikator bahwa bangsa Indonesia telah berdaulat dalam bidang energi. Untuk itulah upaya penyediaan energi listrik secara berkesinambungan harus terus dilakukan sesuai dengan tingkat pertumbuhan permintaannya.

“Dalam kurun waktu lima tahun (2015-2019), kita akan membangun Pembangkit 35.000 MW dan saya putuskan hingga akhir tahun 2015 harus diselesaikan sekitar 3.793 MW”, kata dia.

Sebagai upaya menyediakan energi listrik secara berkesinambungan, pemerintah harus memanfaatkan energi panas bumi sebagai salah satu sumber energi terbarukan.

Sumber energi ini dinilai sangat berlimpah, bersih dan ramah lingkungan. Indonesia bahkan menjadi negara dengan kandungan panas bumi yang besar, 40 persen potensi panas bumi dunia terdapat di tanah air.

Sumber-sumber energi panas bumi tersebar di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua.

Sayangnya, besarnya cadangan panas bumi di Indonesia tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Sampai hari ini Indonesia masih saja bergantung dengan sumber energi dari fosil.

Saat ini, penggunaan energi fosil masih sangat besar yaitu sebesar 95 persen dari bauran energi nasional, dimana 47 persen di antaranya merupakan minyak bumi, 24 persen berasal dari gas bumi, dan 24 persen dari batubara. Sedangkan pemanfaatan energi baru terbarukan baru mencapai sekitar 5 persen.

“Saya memberikan perhatian khusus pada program pengembangan sumber energi baru terbarukan, terutama pemanfaatan energi panas bumi. Ke depan, Kebijakan Energi Nasional menargetkan pemanfaatan energi baru terbarukan meningkat menjadi 23 persen pada tahun 2025”, tuturnya.

Indonesia harus melepaskan diri dari ketergantungan pada sumber energi fosil, dan memanfaatkan sumberdaya alam Indonesia yang berlimpah secara berkelanjutan.

Jenis sumber energi terbarukan yang dimiliki Indonesia cukup banyak, mulai dari biofuel, biomassa , panas bumi, air, angin, matahari, gelombang laut sampai dengan energi pasang surut air laut. Jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik diyakini dapat menggantikan energi fosil yang semakin terbatas.

Jokowi juga menekankan agar program pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat segera berjalan, karena rakyat di seluruh pelosok Indonesia sudah menunggu.

"Rasio elektrifikasi sampai dengan akhir tahun 2019 harus mencapai 97 persen dari jumlah rumah tangga di Indonesia sampai dengan akhir tahun 2019 dan 99 persen pada tahun 2020,"pungkasnya. (ledy)


Contact Center