PETDES, Program Kelistrikan Untuk Indonesia Timur

Kamis, 4 Februari 2016 | 15:09 WIB | Ferial

EBTKE--Program Energi Terbarukan Untuk Desa (PETDES) akan menjadi salah satu program kelistrikan untuk menerangi wilayah Indonesia Timur yang tidak terjangkau oleh infrastruktur kelistrikan yang menggunakan bahan bakar fosil.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mengatakan ada 6 (enam) Provinsi di wilayah Timur Indonesia yang masih gelap gulita yang akan dipilih untuk program PETDES, yaitu wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara.

“Wilayah terluar ini hanya bisa dilistriki dengan EBT, sebagai contoh di Balalawan ada satu desa bisa melayani 17 ribu rakyatnya atau sekitar 5000 an Rumah tangganya yang kelistrikannya dikelola oleh BUMD. Saat ini program PETDES ini sedang kita tata bagaimana baiknya, seperti di Batam juga menjadi contoh yang menarik”, kata dia, Rabu, 03 Februari 2016.

Sudirman menjelaskan, saat ini pihaknya tengah fokus untuk pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), dan semangat untuk mendorong EBT sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.

"Energi terbarukan menjadi mandat dari UU, dan secara kewenangan ada di Kementerian ESDM, terdapat tantangan yang harus diselesaikan dalam pengembangan EBT, salah satunya adalah masalah rasio elektrifikasi,"kata dia.

Saat ini, tambahnya, rasio elektrifikasi Indonesia masih 87 persen, dan target pencapaian target rasio elektrifikasi tahun 2019 adalah sebesar 97 persen. Untuk mewujudkan rasio elektrifikasi tersebut, harus didukung dengan program pengembangan EBT di daerah.

“Dalam waktu 5 tahun kedepan kita ingin merubah Indonesia terang, dari 2519 desa yang masih gelap diantaranya 1100 desa ada di Papua. Kalau kita mengharapkan korporasi (PT PLN) untuk take care sebelah wilayah Barat masih cukup aman, sedangkan di wilayah Timur harus menjadi perhatian kita. Melalui pelepasan 6 Provinsi itu akan kita coba kelola dengan berbeda, dan ukuran-ukurannya akan berbeda dengan PLN yang di comercial area tadi, kita akan undang investor dan lembaga multilateral untuk mempercepat penerangan wilayah tersebut”, lanjutnya.

Menurut dia, untuk sumber energi terbarukan yang lebih tepat dipilih untuk daerah tersebut adalah energi surya, karena pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) lebih cepat dikonstruksi dan membutuhkan kontinuitas dari sumber energinya. "Sedangkan seperti energi angin lebih membutuhkan kestabilan atau volume dari arus airnya,"pungkas Sudirman.


Contact Center