Pertamina Genjot Realisasi Pengembangan Panas Bumi

Kamis, 14 Juli 2016 | 16:00 WIB | Ferial

EBTKE--PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) melakukan berbagai upaya untuk mempercepat realisasi proyek-proyek panas bumi mulai dari pemboran hingga pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.

"Saat ini semua sedang dikerjakan. Bahkan kami sampai menggunakan delapan rig pemboran dan membangun empat PLTP secara bersamaan, sepertinya kami sudah full speed," ujar Sekretaris Perusahaan PGE Tafif Azimudin di Jakarta.

Hingga akhir 2016, kapasitas terpasang PLTP yang dikelola PGE menjadi 542 megawatt (MW) dengan masuknya tambahan 105 MW dari tiga pembangkit, yakni PLTP Ulubelu Unit 3 berkapasitas 55 MW, PLTP Lahendong Unit 5 berkapasitas 20 MW, dan PLTP Karaha Unit 1 berkapasitas 30 MW.

"Untuk merealisasikan tiga proyek PLTP tersebut, Pertamina telah mengeluarkan investasi hingga US$525 juta," jelas Tafif.

PGE pada 2017 juga akan menjadi perusahaan yang mengelola PLTP dengan total kapasitas terbesar, yakni 677 MW. Total investasi yang dikeluarkan untuk membiayai pembangunan PLTP dengan kapasitas tersebut ditaksir mencapai US$5 miliar. "Kami juga menyiapkan US$2,5 miliar untuk meningkatkan lagi kapasitas PLTP menjadi 907 MW pada 2019," katanya.

Menurut dia, secara umum tidak ada kendala yang berarti dalam merealisasikan proyek-proyek panas bumi. Namun PGE menemui kendala pada proyek Lumut Balai, Lampung. Lokasi yang direncanakan dibangun konstruksi PLTP setelah dibuka ternyata merupakan zona patahan yang sangat berpotensi longsor sehingga menghambat kemajuan proyek.

"Selain itu, terjadinya bencana longsor di Hululais, Bengkulu yang merusakkan tiga sumur. Tentu ini akan memundurkan realisasi proyek," katanya.

Sementara itu, lanjut Tafif, untuk harga jual listrik panas bumi, saat ini sudah ada head of agreement (HoA) antara PT PLN (Persero) dan PGE. Namun, harga tersebut belum aplikatif karena masih diverifikasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai syarat untuk adendum kontrak dengan PLN.

 


Contact Center