ESDM Ajak Partisipasi Aktif Mahasiswa Dalam Program Biodiesel

Selasa, 10 September 2019 | 14:00 WIB | Humas EBTKE

YOGYAKARTA - Berada pada masa transisi energi khususnya pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai pengganti bahan bakar fosil, Pemerintah menyadari pentingnya peranan generasi muda dalam mendukung pelaksanaan program tersebut. Berharap generasi muda dapat mengimplementasikan ilmu yang dimiliki dalam pengembangan bioenergi melalui pemanfaatan sumber energi bioenergi di lingkungan sekitar, turut melakukan diseminasi informasi mengenai program mandatori biodiesel, serta memiliki komitmen yang sama dalam memanfaatkan BBN dalam kehidupan sehari-hari.

"Kami harus memastikan bahwa informasi mengenai pelaksanaan program pemanfaatan Biodiesel, sebagai salah satu produk BBN yang sedang gencar diupayakan oleh Pemerintah diterima oleh generasi muda," tutur Kasubdit Keteknikan dan Lingkungan Bioenergi Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Effendi Manurung saat mengenalkan B30 kepada Mahasiswa di Yogyakarta dalam acara Biodiesel Goes to Campus hari ini (Selasa, 10/9).

"Kalian semua (baca: mahasiswa) adalah agent of change. Biodiesel ini memiliki banyak manfaat bagi lingkungan dan masyarakat petani kelapa sawit, lebih luas dapat meningkatkan devisa negara. Oleh karenanya menjadi penting bagi kami, para mahasiswa dapat memahami apa itu biodiesel dan kenapa Pemerintah gencar mengembangkannya," tandas Efendi.

Biodiesel sendiri merupakan BBN untuk mesin/motor diesel berupa Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi. Sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor BBM dan meningkatkan bauran energi baru terbarukan, Pemerintah menerapkan program mandatori biodiesel yang dilaksanakan secara bertahap.

Effendi menjelaskan kepada para mahasiwa bahwa Pemerintah sebelumnya sukses menerapkan Mandatori B20 dengan mewajibkan pemakaian bahan bakar yang terdiri dari campuran 20% Biodiesel dan 80% minyak solar kepada seluruh pengguna mesin diesel. Penggunaan B20 ini tergantung dengan 3 (tiga) faktor, yaitu kualitas bahan bakar (biodiesel dan solar), handling/penanganan bahan bakar dan juga kompatibilitas material terhadap bahan bakar tersebut.

Setelah sukses melaksanakan Program B20, Pemerintah meningkatkan penggunaan biodiesel menjadi Mandatori B30 dan ditargetkan dapat diimplementasikan mulai 1 Januari 2020. Pada tanggal 13 Juni 2019, Menteri ESDM Ignasius Jonan melaunching Road Test B30 untuk 3 unit truk dan 8 unit kendaraan penumpang berbahan bakar B30 yang masing-masing menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer.

Road Test tersebut sudah mencapai sekitar 80% perjalanan. Dari hasil uji coba sementara yang dilaporkan pada awal September 2019 lalu, tidak ditemukan masalah yang signifikan pada unit kendaraan yang diuji coba terkait dengan performa mesin kendaraan, oli, serta emisi gas buang. Bahkan, untuk konsumsi bahan bakar, hasilnya di luar perkiraan, yaitu lebih hemat dari yang diperkirakan.

"Kami membutuhkan dukungan dan peran aktif semua stakeholder, tidak hanya Badan Usaha dan Asosiasi, tetapi juga Anda semua. Ini penting dan urgent untuk ketahanan energi nasional dan target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca," pungkas Effendi.

Kegiatan Biodiesel Goes to Campus ini merupakan bentuk kerja sama Kementerian ESDM, Badan Pengelola Dana Pengelola Kelapa Sawit (BPDP KS), dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta yang dihadiri oleh mahasiswa berasal dari kampus UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Satya Wacana. (RWS)


Contact Center