Satu Dekade Kerja Sama Program Penyediaan Akses Energi Modern

Jumat, 11 Oktober 2019 | 11:10 WIB | Humas EBTKE

JAKARTA – Salah satu kerja sama pengembangan pemanfaatan energi baru, terbarukan untuk menjadi akses listrik di wilayah pedesaaan terpencil diwujudkan melalui Energising Development (EnDev) Indonesia, yang telah selama 10 tahun (2009-2019) berfokus pada pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya(PLTS) untuk menopang kegiatan ekonomi masyarakat.

EnDev merupakan program global yang telah mendukung penyediaan akses energi modern, seperti listrik, kepada lebih dari 10 juta orang di 24 negara. EnDev Indonesia merupakan bentuk kerja sama Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Direktorat Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), bersama dengan Pemerintah Jerman, dalam hal ini, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH, untuk mendukung pengembangan akses listrik yang lestari dengan pembangkit energi terbarukan.

“Kami berharap ada kesinambungan kerja sama dengan GIZ. Program kerja sama ini memberi nilai tambah, terutama peningkatan ekonomi, yang memiliki nilai tambah kepada masyarakat,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Halim Sari Wardana, pada gelaran diskusi dan gathering #endev1dekade, Energising Development (EnDev) di Jakarta (Kamis, 10/10). Halim berharap, kerja sama tersebut dapat membantu membuka peluang pasar hasil produk usaha kecil dan menengah (UKM) sehingga kesejahteraan warga desa meningkat.

Bentuk dukungan yang diberikan, antara lain proyek percontohan untuk menguji inovasi dalam pemanfaatan PLTS dan PLTMH, pelatihan bagi praktisi energi terbarukan di tingkat nasional hingga pedesaan, menyediakan keahlian teknis kepada inisiatif listrik perdesaan bagi institusi pemerintahan dan praktisi dari berbagai organisasi, serta pendampingan pada Pemerintah Daerah hingga masyarakat dusun. Pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan tersebut telah didokumentasikan dalam berbagai publikasi pengetahuan.

Pada kegiatan peringatan sepuluh tahun atau satu dekade perjalanan EnDev mendukung akses listrik yang berkelanjutan di Indonesia, dilaksanakan pula talk show yang bertajuk, Energi Terbarukan Topang Ekonomi Pelosok atau “Beyond Access: Renewable Energy Opens Economic Opportunities for Rural and Island Communities”  yang bertempat di The Ice Palace, Lotte Shopping Avenue. Selain talk show, peserta yang hadir juga disuguhkan tampilan lorong waktu “time tunnel” yang menampilkan dokumentasi sepuluh tahun perjalanan EnDev Indonesia, miniature pembangkit serta virtual reality booth.

Acara talk show yang digelar menghadirkan delapan pembicara yang merupakan praktisi dan akademisi di bidang energi terbarukan. Pembicara merupakan rekan sekaligus mitra kegiatan EnDev Indonesia selama sepuluh tahun terakhir, yang berasal dari Pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, institusi pendidikan dan riset serta perusahaan swasta. Acara ini dihadiri oleh praktisi kegiatan sosial, organisasi non-Pemerintah, akademisi, Pemerintah Daerah, perusahaan swasta, serta publik secara umum.

Diskusi dalam talk show menjadi ajang untuk memaparkan potensi dan pengalaman dari narasumber serta peserta yang hadir, dalam memanfaatkan energi terbarukan untuk menggerakkan ekonomi di pedesaan, khususnya di daerah terpencil dan kepulauan.

Dalam acara tersebut, Catoer Wibowo selaku Team Leader EnDev Indonesia menyampaikan implementasi 10 tahun EnDev di Indonesia, dan dilaksanakan pula pemberian apresiasi bagi seluruh mitra dan pemangku kepentingan yang telah turut andil dan berkontribusi terhadap pengembangan energi terbarukan di Indonesia khususnya di bidang listrik pedesaan. Serah terima secara simbolik dari EnDev kepada Pemerintah Indonesia pun turut dilakukan sebagai tanda berakhirnya kegiatan EnDev di Indonesia.

Dukungan EnDev Indonesia pada lebih dari 600 pembangkit listrik energi terbarukan, telah dirasakan manfaatnya oleh 295.000 orang, 3.800 fasilitas umum, serta 2.900 usaha pedesaan. Dengan berakhirnya kegiatan EnDev di Indonesia, tidak berarti bahwa pengembangan akses listrik yang berkelanjutan dengan teknologi energi terbarukan ikut dihentikan bagi masyarakat di daerah pelosok dan terpencil Indonesia. Pengalaman dan pembelajaran yang telah disusun dan disebarkan oleh EnDev selama ini, dapat menjadi referensi bagi seluruh pemangku kepentingan untuk terus melanjutkan semangat pemerataan akses listrik yang adil dan berkelanjutan. (RWS)


Contact Center