PLTSa Putri Cempo Targetkan Produksi Listrik Hingga 10 MW

Rabu, 23 Oktober 2019 | 14:35 WIB | Humas EBTKE

SURAKARTA – Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo berkapasitas 5 MW secara resmi mulai dibangun, ditandai dengan penandatanganan pembiayaan pembangunan antara PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) dengan PT China Construction Bank (CCB) Indonesia Tbk, yang digelar hari ini (Rabu, 23/10).

PLTSa Putri Cempo merupakan proyek pengembangan pembangkit listrik berbasis sampah di Kota Surakarta sebagai bentuk implementasi Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah di Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Surabaya, dan Kota Makassar.

Pemerintah Kota Surakarta sebenarnya sudah memulai proses kerja sama pengolahan sampah dengan pihak ketiga sebelum terbit Perpres tersebut, sehingga dengan dicabutnya Perpres tersebut oleh MA, tidak mempengaruhi proses yang sedang berlangsung.  Kini, proyek PLTSa Putri Cempo masuk dalam proyek Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknlologi Ramah Lingkungan yang dituangkan dalam Perpres Nomor 35 tahun 2018.

“Akhirnya, setelah penantian yang panjang, PLTSa Putri Cempo dapat mulai dibangun. Mudah-mudahan commissioning bisa dilaksanakan di tahun 2021 namun kalau masih bisa di-push, itu jauh lebih baik lagi,” tutur Walikota Surakarata F.X. Hadi Rudyatmo saat menghadiri penandatanganan dan sekaligus groundbreaking proyek yang lokasinya satu kawasan dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Putri Cempo tersebut.  Dengan dilakukannya peletakan batu pertama ini, dia berharap jadwal pembangunan dapat berjalan dengan lancar.

Pada kesempatan yang sama, Direktur PT. Solo Citra Metro Plasma Power (SCMP) selaku pemenang tender terbuka pelaksana proyek PLTSa Putri Cempo menjelaskan bahwa  pihaknya bertugas mengolah 450 ton sampah/hari menjadi listrik sebesar 10 MW.

“Tahap pertama akan mengolah 450 ton sampah per hari yang menghasilkan biochar sebanyak 135 ton per hari dan membangkitkan listrik sebesar 5 MW untuk diekspor ke jaringan nasional. Sisanya nanti pada tahap II,” terang Direktur PT. SCMP, Elan Syuherlan.

Teknologi yang digunakan adalah wet pyrolysis, gasification (1500oC), Syngas treatmen, dan gas engine, dimana teknologi tersebut dapat memproduksi listrik yang lebih besar karena memiliki recovery energi dan efisiensi yang tinggi. Wet pyrolysis, akan mengubah sampah padat perkotaan menjadi biochar. Selanjutnya, melalui proses gasifikasi mengubah biochar menjadi gas sintetis yang kemudian dikonversi menjadi energi listrik.

Terkait jaringan, PT. PLN (Persero) akan membangun jaringan baru sejauh 6,5 kilometer dari pembangkit yang terletak di wilayah Palur, untuk didistribusikan kepada seluruh masyarakat. PLTSa tersebut akan memasok listrik ke sistem Gardu Induk Palur yang kemudian diatur pembagiannya oleh Unit Pelaksana Pengatur Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, dimana progress saat ini, sedang dilakukan proses land clearing.

Wali Kota Surakarta berharap PLTSa Putri Cempo bisa menjadi solusi permasalahan sampah di Kota Solo. Dengan diolahnya sampah menjadi bahan bakar penghasil listrik, Pemkot Surakarta akan lebih optimal dalam melakukan pembersihan sampah di setiap sudut kota. (RWS)


Contact Center