Kerja Sama Strategis RI-Jerman: Majukan Energi Terbarukan dengan Pelibatan Swasta

Rabu, 20 November 2019 | 12:35 WIB | Humas EBTKE

JAKARTA – Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), F.X Sutijastoto, hari ini, Rabu (20/11) membuka secara resmi acara Indonesian – German Renewable Energy Day (RE Day) 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta.  RE Day merupakan acara tahunan yang dilaksanakan guna mempertemukan para key players baik dari Pemerintah maupun sektor swasta untuk meningkatkan peran dan partisipasinya dalam upaya pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

“Republik Federal Jerman merupakan salah satu sahabat terpenting Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan. Pertama kali, Pemerintah Jerman memberikan bantuan teknis untuk pengembangan turbin air dan teknologi mikrohidro dalam pengembangan listrik nasional terutama di daerah-daerah terpencil. Dari program itu, industri turbin lokal lahir di Jawa Barat dan di daerah lain di Indonesia,” ungkap Dirjen Toto dalam sambutannya.

RE Day pertama kali diluncurkan pada tahun 2018 oleh Menteri ESDM. RE Day ini juga diselenggarakan untuk mengokohkan dan memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Jerman di bidang energi terbarukan, yang telah terjalin selama 26 tahun. Mengusung tema, “Moving Renewable Energy Toward! Less Pollution, Stable and Affordable Electricity Generation”, kegiatan ini diharapkan mampu mendorong kolaborasi dan kerja sama antara perusahaan Indonesia dan Jerman, melalui transfer pengetahuan, perbaikan kualitas proyek dan peningkatan investasi bidang EBT.

Pada kesempatan ini, Dirjen Toto mengungkapkan bahwa Pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk mendorong pengembangan energi terbarukan dan mempercepat transisi energi antara lain Program Mandatori B30, pembagian lebih dari 300.000 Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) untuk masyarat di daerah pedalaman di Indonesia, pembangunan lebih dari 26.000 Penerangan Jalan Umum – Tenaga Surya, Penerbitan Peraturan Menteri ESDM tentang PLTS Atap, serta penyusunan Road Map Energi Terbarukan.

Tak dipungkiri bahwa banyak tantangan yang dihadapi dalam upaya pengembangan energi terbarukan di Indonesia, baik aspek teknis, ekonomi, hingga isu keberlanjutan terutama untuk pemanfaatan energi terbarukan off-grid. Lebih detil untuk aspek ekonomi, antara lain biaya produksi listrik energi terbarukan yang relatif masih tinggi sehingga sulit berkompetisi dengan energi konvensional terutama di wilayah Sumatera-Jawa-Bali, minimnya dukungan finansial dari bank lokal dengan pinjaman bunga rendah, dan minimnya kapasitas perusahaan lokal untuk mengakses pembiayaan luar negeri.

Oleh karenanya, program-program kerja sama Indonesia - Jerman ini dapat membantu Indonesia mengatasi tantangan dalam mengembangkan energi terbarukan dan meningkatkan kapasitas nasional untuk mencapai target porsi energi baru terbarukan 23% pada tahun 2025. “Kami juga berharap program kolaborasi ini dapat memberikan rekomendasi yang kami butuhkan dalam memperkuat dan meningkatkan kerangka peraturan yang menarik bagi para pemangku kepentingan dan memiliki banyak manfaat dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia,” pungkas Toto.

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, Peter Schoof, mengatakan bahwa pihaknya siap untuk mendukung pengembangan energi terbarukan di Indonesia. “Di negara mana pun, upaya mengalihkan penggunaan energi fosil ke sumber energi yang bersih adalah pekerjaan yang sangat berat, dan membutuhkan pengetahuan dan pembiayaan yang tidak kecil. Namun Indonesia tidak sendirian dalam hal ini, karena komunitas internasional, termasuk Jerman, siap mendukung, bila diperlukan. Melihat sektor swasta siap untuk berinvestasi merupakan hal yang sangat menggembirakan. Ini membuktikan bahwa transisi energi bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang besar bagi Indonesia dan perekonomiannya,” tandasnya.

RE Day tahun ini dihadiri oleh sekitar 300 peserta berasal dari Pemerintah dan lembaga terkait, PT. PLN, perusahaan energi terbarukan, lembaga think tank, lembaga pendanaan proyek, asosiasi sektor energi terbarukan dan sektor swasta pengguna energi terbarukan.

Direktur Program Energi Indonesia/ASEAN (GIZ) Dr. Rudolf Rauch menyampaikan bahwa sektor swasta turut memainkan peran penting dalam mengembangkan energi terbarukan. Perusahaan di seluruh dunia pun semakin banyak yang berkomitmen untuk going green dengan menggunakan energi terbarukan untuk pasokan listrik mereka - bahkan hingga 100%, atau yang disebut perusahaan RE100.

Oleh karenanya, sebagai salah satu rangkaian acara, empat perusahaan Multinasional, yaitu Multi Bintang Indonesia, Nike Indonesia, dan Danone AQUA membacakan dan menyatakan komitmen mereka untuk menggunakan listrik dari pembangkit energi terbarukan guna menunjang kebutuhan listrik operasional mereka. Komitmen ini merupakan bentuk peran aktif sektor swasta dalam memajukan energi terbarukan di indonesia, yang juga akan membantu pencapaian target bauran energi nasional sebesar 23% pada tahun 2025.

Pada kesempatan yang sama juga dilangsungkan penandatanganan kerja sama dalam bidang energi terbarukan antara:

• TML Energi dan Ferntech GmbH,

• PLN UIKL Sulawesi, Meteocontrol GmbH, dan GIZ Indonesia

• PLN Enjiniring dan STEAG,

• PLN Enjiniring dan Fichtner, serta

• PLN Enjiniring dan GIZ.

RE Day tahun ini diisi pula dengan serangkaian diskusi panel, dimana para narasumber membahas berbagai topik berkaitan dengan peran dan kontribusi energi terbarukan dalam memitigasi masalah pasokan listrik yang belum stabil, meningkatkan kualitas udara melalui program panel surya di atap (solar PV Rooftop) dan inovasi mobil listrik berbasiskan tenaga surya mobil dan dalam menyediakan harga listrik yang lebih terjangkau. Diskusi panel juga membahas kisah sukses dan pembelajaran dari sektor swasta yang telah berhasil dalam mengembangkan bisnis energi terbarukan hingga ke manca negara dan diakhiri dengan pembahasan mengenai tantangan dan peluang dari integrasi energi terbarukan ke jaringan PLN, salah satunya melalui pemaparan hasil studi yang dilakukan oleh GIZ, melalui proyek REEP pada tahun 2019.

Kerja Sama Indonesia - Jerman

Kerja sama RI-Jerman dimulai sejak tahun 1990-an, yang pada waktu itu melalui Gtz (German Technical Cooperation). Pada tahun 2000-an, program kerja sama Indonesia-Jerman diperluas, tidak hanya bantuan teknis tetapi juga pengembangan infrastruktur energi terbarukan mikrohidro di Sumatera dan Sulawesi. Program ini akhirnya diadopsi oleh Pemerintah Indonesia dalam bentuk program elektrifikasi desa berbasis energi terbarukan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi.

Sejak tahun 2014, Pemerintah Jerman melalui GIZ (Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit)  telah meluncurkan program bantuan teknis kolaboratif untuk mendukung perencanaan dan pemanfaatan potensi energi terbarukan di Indonesia, antara lain:

1) Energizing Development (ENDEV) dengan durasi 2014 hingga 2019;

2) Promotion of Least Cost Renewables in Indonesia (LCORE-INDO) pada 2012-2018;

3) Electrification Through Renewable Energy (ELREN) pada 2017-2019;

4) 1000 Islands-Rural Electrification through Renewable Energies (REEP) pada tahun 2017-2020;

5) Program Green Chiller untuk periode tahun 2014-2018; dan

6) Exploration of Strategic Mitigation Potential through Renewables (ExploRE) pada tahun 2018-2021.

*(RWS)


Contact Center