Peluang Pemuda Membangun Startup EBT Kian Terbuka

Monday, 24 February 2020 | 10:05 WIB | Humas EBTKE

 

PEKANBARU -- Untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai elemen Pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkannya. Di tengah upaya mendorong industri EBT, antusiasme anak muda untuk dapat berkontribusi terhadap perkembangan EBT kini kian meningkat. Lahirnya startup-startup EBT pun menjadi harapan baru untuk mendorong tercapainya target tersebut.

Diskusi ini mengawali acara Nurturing Pekanbaru's Renewable Energy Ecosystem yang digagas New Energy Nexus Indonesia (Nexus) didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Pekanbaru, Riau (20/2). Mewadahi ide-ide inovasi EBT, Nexus menginkubasi startup-startup EBT melalui program Energy Smart Incubation yang memberikan dan menyediakan penasehat bisnis langsung dan layanan dukungan untuk tim startup yang berfokus pada usaha energi yang inovatif, cerdas dan bersih.

Mewakili Kementerian ESDM, Gita Lestari, Kepala Bagian Kerja Sama Bilateral, mengapresiasi tingginya minat pemuda Pekanbaru untuk turut berkontribusi menciptakan ekosistem startup. "Sepuluh tahun lalu saya sempat dengar ada beberapa orang yang punya inisiatif untuk menjual Solar PV di Sumatera ke petani sawit, atau petani karet sebagai sumber energi. Itu baru satu kelompok, maka tidak terbayang saat ini begitu banyak orang yang concern terhadap EBT", ungkap Gita.

Selain solar PV, Gita mengungkapkan potensi-potensi sumber EBT di Indonesia yang dapat dikembangkan oleh startup EBT di Indonesia. Menurutnya, potensi yang cukup besar untuk dapat dikembangkan salah satunya adalah biogas. "Saya melihat potensi besar di Indonesia ada 2, solar PV dan biogas. Keduanya cukup potensial untuk dikembangkan oleh startup EBT", jelasnya.

Gita pun berbagi pengalamannya saat mengawal konservasi energi di Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM. Ia menyebut beberapa inovasi yang kini telah didukung oleh digitalisasi. "Pemerintah Daerah Yogyakarta berhasil menurunkan tagihan atas penggunaan PJU sebesar 60% setelah pemasangan kWh meter di tiap PJU. Jadi memang digitalisasi dapat cukup berperan dalam penghematan energi", pungkasnya.

Narasumber lain, Fathah Zuhri, Program Manager New Energy Nexus Indonesia menjelaskan berbagai kesempatan yang dibuka oleh pihak Nexus melalui programnya. Selanjutnya, Kristamayu selaku Chief Product Officer Sylendra Power, salah satu startup EBT memaparkan teknologi Energy Harvester, yakni master dan battery expandable yang dapat ditingkatkan hingga 17.5kWh/rangkaian. (RWS)


Contact Center