Potensi Besar Panas Bumi Diharap Mampu Dongkrak Bauran Energi

Thursday, 30 July 2020 | 11:05 WIB | Humas EBTKE

 

Indonesia memiliki cadangan panas bumi yang besar, yakni mencapai 23,9 Giga Watt (GW). Dengan potensi yang besar ini, Indonesia harus bisa memanfaatkan panas bumi, tidak hanya sebagai sumber energi pembangkit listrik, namun juga untuk kegiatan perekonomian masyarakat. Hal ini disampaikan Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) Laode Sulaiman pada Webinar Overiew of Geothermal Energy, Rabu (29/7).

"Webinar kali ini membahas tentang overview kegiatan pemanfaatan geothermal, atau panas bumi, yang mana Indonesia memiliki cadangan yang cukup besar atas sumber energi panas bumi. Ke depan Indonesia harus bisa memanfaatkan secara luas potensi panas bumi, bukan saja sebagai sumber energi pembangkit tenaga listrik namun juga pemanfaatan langsung untuk kegiatan perekonomian masyarakat," ujar Laode.

Pada kesempatan yang sama, President Director of Jacobs Indonesia Tim Anderson, menyampaikan panas bumi diharapkan mampu mendongkrak realisasi bauran energi dari energi baru dan terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 nanti.

"Panas bumi menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang diharapkan mampu mendongkrak realisasi bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025. Selain pemanfaatannya yang tidak bergantung kepada bahan bakar, panas bumi juga bersifat ramah lingkungan serta berperan penting dalam kontribusi pengembangan infrastruktur daerah dan perekonomian di wilayah sekitar," papar Anderson.

Selain itu, lanjut Anderson, panas bumi yang merupakan energi ramah lingkungan, juga diharap mampu berperan penting dalam usaha mengurangi gas rumah kaca di Indonesia. Di samping menghasilkan listrik, imbuh Anderson, energi geotermal juga bisa digunakan untuk pompa pemanas, alat mandi, pemanas ruangan, rumah kaca untuk tanaman, dan proses-proses industri.

Meski jumlahnya masif, ungkap Anderson, hanya panas bumi yang bersuhu sekitar 225 derajat Fahrenheit atau 107,2 derajat Celcius yang dapat menghasilkan listrik.

"Sementara, panas bumi bersuhu rendah dapat dimanfaatkan untuk pemanasan dan aplikasi di sektor lainnya," pungkas Anderson. (RWS)


Contact Center