Akselerasi PLTS Atap, Kementerian ESDM Siapkan Program Energi Surya Nusantara

Jumat, 25 September 2020 | 15:55 WIB | Humas EBTKE

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 290.Pers/04/SJI/2020

Tanggal: 25 September 2020

Akselerasi PLTS Atap, Kementerian ESDM Siapkan Program Energi Surya Nusantara

Besarnya potensi energi surya terus dioptimalkan oleh pemerintah dengan menyiapkan pemasangan ratusan ribu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di sektor rumah tangga. Gagasan ini akan diberi nama Energi Surya Nusantara, sebagai bagian dari strategi pemerintah memanfaatkan energi sinar matahari sekaligus stimulus pemulihan ekonomi (green economy) pascapandemi Covid-19.

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Harris, mengungkapkan, program ini nantinya akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan rentan miskin atau pelanggan PLN yang mendapatkan subsidi dari pemerintah.

"Ada program yang sekarang ini sedang digagas, masih di dalam diskusi, melalui program Energi Surya Nusantara. Konsepnya mengalihkan subsidi terhadap pelanggan PLN rumah tangga yang bersubsidi lewat pengadaan PLTS," kata Harris saat diskusi daring pada acara Hackathon New Energy Nexus, Kamis (24/9).

Kehadiran program Energi Surya Nusantara dinilai akan memberikan banyak keuntungan. Salah satunya beban subsidi listrik akan berkurang hingga Rp800 miliar hingga Rp1,3 triliun dengan tarif saat ini.

Selanjutnya, selain mampu menyerap banyak tenaga kerja, program ini akan berkontribusi terhadap target Rencana Umum Energi Nasional dan turut serta mendorong penurunan emisi gas rumah kaca 1,05 juta ton per gigawatt peak pada nationally determined contributions (NDC) serta menumbuhkan industri hijau.

Surya Nusantara sendiri pertama kali diinisiasi dan dirokomendasikan oleh Institiute for Essential Service Reform (IESR), sebuah lembaga think thank yang aktif melakukan advokasi dan kampanye untuk menjamin tercapainya pemenuhan kebutuhan energi masyarakat.

Strategi Lain

Selain mendorong melalui penggunan PLTS Atap secara masif, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menempuh beberapa langkah taktis dalam mendorong penambahan kapasitas pembangkit energi surya.

"Energi surya kita dorong secara masif dengan target penambahan kapasitas pembangkit sebesar 2.089,4 Mega Watt. Ini waktu tepat untuk mengakselerasi," kata Harris.

Adapun strategi yang ditempuh pemerintah antara lain dengan tetap mengembangkan PLTS skala besar, salah satunya bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB). Ini dilakukan dalam rangka menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik.

Selain itu, pemerintah juga mengembangkan PLTS di area lahan bekas tambang sebesar 2.300 MW, dengan rincian Bangka Belitung (1.250 MW), Kutai Barat (1.000 MW), dan Kutai Kartanegara (53 MW).

Sementara untuk PLTS terapung akan dibangun pembangkit dengan kapasitas 857 MW yang tersebar di Jawa Tengah (Waduk Wonogiri, Waduk Mrica di Banjarnegara), Jawa Timur (Waduk Sutami di Karangkates, Waduk Wonorejo di Tulung Agung), Jawa Barat (Waduk Jatiluhur, Waduk Saguling), dan Sumatera Barat (Waduk Singkarak).

Ada pula pengembangan PLTS Cold Storage dengan mengoptimalkan dana APBN bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan di wilayah pesisir atau kluster ekonomi maritim. Terakhir, pengembangan PLTS Hybrid di wilayah 3T khusus Indonesia bagian Timur. (NA)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)


Contact Center