Rusia Tawarkan Kerjasama PLTN

Jumat, 28 November 2014 | 08:33 WIB | Ferial

EBTKE--Pemerintah Federasi Rusia menawarkan kerjasama kepada Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Kerjasama yang ditawarkan Rusia bukan hanya sebatas transfer teknologi namun hingga mencakup pembiayaan hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Melalui BUMN Rusia, Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom), pemerintah Federasi menawarkan bantuan kerjasama mengembangkan teknologi nuklir sebagai pembangkit.

Kerjasama yang ditawarkan Rosatom bukan hanya sebatas jasa pembangunan dan perawatan PLTN, mereka menawarkan solusi yang menyeluruh dibidang ketenaganukliran dari pembangunan PLTN yang paling canggih, paling modern dan paling aman hingga transfer teknologi, kandungan lokal yang tinggi, pembiayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

"Pemerintah Rusia akan memberikan bantuan pinjaman untuk pembangunan PLTN, bantuan pembiayaan dapat dalam bentuk bantuan kenegaraan, joint venture antara Rosatom dan perusahaan lokan atau konsorsium , semua peluang masih terbuka,” ujar Senior Expert Representasi Perdagangan Federasi Rusia di Republik Indonesia, Sergey Kukushkin diacara Dialog Seminar Kenegaraan yang diselenggarakan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) bekerjasama dengan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Kamis, 27 November 2014.

Menurut dia, pembangunan PLTN membutuhkan biaya investasi yang besar, tetapi pada saat PLTN beroperasi hanya memerlukan biaya bahan bakar yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit yang lainnya. "Bantuan pembiayaan yang ditawarkan Pemerintah Rusia dinyatakan Sergey mencapai 49 persen dari total pembiayaan dari total keseluruhan biaya pembangunan PLTN. “Perkiraan biaya pembangunan dua blok PLTN dengan kapasitas total 2.400 MW sekitar USD 8 milyar,“ tambah Sergey.

Lebih lanjut Sergey menjelaskan, Rosatom menawarkan kerjasama pembangunan PLTN untuk Indonesia dengan menggunakan teknologi PLTN generasi III ++, yang menurutnya merupakan teknologi terbaru dan sangat aman.“Setelah kejadian di Fukushima, mereka (Rosatom) memikirkan bagaimana keamanan bisa ditingkatkan lagi dari guncangan gempa dan tsunami. Jika pemerintah Indonesia berminat, Rosatom bersedia melakukan studi kelayakan di Indonesia,” katanya.

Tawaran yang diberikan Pemerintah Federasi Rusia ini diakui Sergey belum mendapat respon dari Pemerintah Indonesia, karena Pemerintah Indonesia masih belum memprioritaskan pembangunan PLTN dan saat ini masih pada tahap pengkajian dan penelitian.


Contact Center