Dirjen Toto Apresiasi Dukungan Badan Usaha Terhadap Pengembangan Energi Surya di Indonesia

Thursday, 2 May 2019 | 10:50 WIB | Humas EBTKE

JAKARTA - Pemerintah menyambut baik dukungan Badan Usaha yang berkomitmen sama dalam upaya percepatan pengembangan energi baru, terbarukan dan konservasi energi (EBTKE), antaralain pengembangan energi surya untuk masa depan.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal (Dirjen) EBTKE F.X. Sutijastoto saat menghadiri peluncuran LenSolar di Jakarta Marketing Week ke-7 pada Selasa lalu (30/4).

"Saya sangat senang karena pengembangan energi baru, terbarukan (EBT) sudah di tangan ahli marketing. Nah, menurut saya kita tinggal tunggu waktu saja, sebentar lagi akan masif berkembang," tutur Dirjen Toto. Energi surya sebagai salah satu EBT sangat potensial bagi Indonesia karena letak Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa. "Tinggal dipasang panelnya kemudian energi dari matahari ditangkap lalu bisa langsung dimanfaatkan. Teknologinya sudah cukup maju, sehingga sudah cukup kompetitif," imbuhnya.

LenSolar merupakan unit bisnis PT. Surya Energi Indotama (SEI), anak perusahaan dari PT. Len Industri (Persero) yang bergerak di bidang tenaga surya untuk perumahan dan perkantoran. Yang menjadi produk unggulan LenSolar adalah rooftop pv on-grid system dengan kapasitas 1,5 KW, 3KW, dan 5KW. PT. Len Industri (Persero) melakukan terobosan dengan meluncurkan LenSolar ini, yang merupakan sistem pemanfaatan tenaga surya. Langkah ini diharapkan dapat ikut menunjang target Pemerintah dalam mencapai target bauran energi pada tahun 2025.

"Target EBT di tahun 2025 adalah 23%. Di dalam pengembangan EBT perlu dukungan perubahan pola pikir (mindset) masyarakat. Yang tadinya udah enak-enak pake bensin harus mengganti kepada sumber energi lain. Nah ini yang penting, bagaimana mengubah mindset. Ranah ini sebetulnya ada di ranah marketing. Oleh karena itu di dalam strategi pengembangan EBT, kita mengembangkan berbagai pasar untuk solar energi," tandas Dirjen Toto.

Pengembangan EBT menjadi sangat penting karena saat ini pemakaian energi negeri ini masih bergantung pada minyak, dengan konsumsi pemakaiannya lebih dari 40% atau sekitar 1.6 juta barel minyak per hari. Sementara produksi minyak nasional hanya setengahnya sehingga menyebabkan negara harus impor. Inilah yang menurut Dirjen Toto ketika harga minyak melambung tinggi sering menimbulkan masalah bagi ekonomi nasional.

Ia pun mencontohkan di Indonesia bagian timur, banyak pulau-pulau kecil yang memiliki potensi energi matahari sangat tinggi. Jika dikembangkan pembangkit listrik tenaga surya yang dikombinasikan dengan tenaga angin dan diundang investor, Toto yakin hal ini dapat membantu perubahan pola pikir masyarakat untuk siap menggunakan EBT dan perlahan mengurangi pemakaian energi fosil untuk masa depan yang lebih baik. Pemerintah berharap pengembangan EBT ini segera berjalan karena pertumbuhan ekonomi ke depannya semakin membaik.

"Sekali lagi saya sampaikan terima kasih atas kesempatan ini, ini menjadi salah satu langkah kita untuk secara masif memanfaatkan Energi Baru Terbarukan. Mari sama-sama kita sinergikan upaya untuk mengembangkan Energi Baru Terbarukan khususnya energi surya di masa depan," pungkas Toto. (RWS)


Contact Center