Samakan Persepsi, Dukung Implementasi

Wednesday, 12 February 2020 | 12:55 WIB | Humas EBTKE

TANGERANG - Memantapkan implementasi Biodiesel 30% (B30) yang telah diluncurkan akhir tahun 2019 lalu, Kementerian ESDM melalui Ditjen EBTKE terus menggandeng stakeholder atau pemangku kepentingan terkait untuk turut menyukseskan pelaksanaan program tersebut.

Hari ini (13/2), Ditjen EBTKE menggelar sosialisasi dan diskusi bersama Kementerian/Lembaga, penyedia BBM, Badan Usaha BBN, asosiasi terkait, perwakilan APM (Agen Pemegang Merk), service manager kendaraan bermotor, dan para teknisi kendaraan mesin diesel. Sebelumnya, gelaran serupa telah dilaksanakan pada akhir Januari lalu.

Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE, Andriah Feby Misna kembali menegaskan semangat Pemerintah untuk mendorong penggunaan B30 di tengah meningkatnya kebutuhan energi dan berkurangnya cadangan energi fosil yang dimiliki Indonesia. "Sejak tahun 2005 Indonesia harus menjadi net importir minyak. Untuk itu, demi mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional, maka pengembangan energi nasional akan memaksimalkan potensi dalam negeri seperti penggunaan biodiesel," ujar Feby.

Ia berharap melalui pengembangan bahan bakar nabati dari dalam negeri, seperti biodiesel, bioetanol, green diesel, green gasoline dan green avtur, akan meningkatkan ketahanan energi Indonesia dan dapat mengurangi impor BBM. Pada beberapa kesempatan, Presiden Jokowi juga menyampaikan harapan agar kedepannya pemanfaatan biodiesel dapat berlanjut ke B40, B50, bahkan B100. Untuk itu dilakukan secara bertahap dengan mempersiapkan semua sisi baik dari hulu hingga hilir.

Untuk memastikan implementasi pemanfaatan B30 dapat terlaksana dengan baik, berbagai persiapan dilakukan. Diantaranya melakukan revisi Standar Biodiesel, melakukan uji jalan/uji fungsi B30, memastikan kesiapan produsen biodiesel, memastikan metode sistem handling dan penyimpanan yang tepat, memastikan kesiapan infrastruktur, serta memastikan penerimaan semua pihak terkait, termasuk masyarakat, salah satunya melalui sosialisasi yang dilaksanakan hari ini.

“Kita juga mendorong stakeholder agar memiliki strategi nasional agar CPO ini bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya di dalam negeri sehingga sebagai produsen CPO, kita bisa memegang kendali harga CPO. Pemerintah sudah mencoba mendesain dari sisi regulasi untuk memayungi supaya BBN bisa berjalan suistainable” pungkas Feby.

Pada setiap peningkatan pencampuran pasti akan ada perbaikan baik dari sisi FAME (fatty acid methyl ester) nya sendiri maupun spesifikasi pencampuran antara FAME dan solarnya. Pemerintah menjamin adanya perbaikan pada setiap peningkatan pencampuran. Oleh karena itu, dukungan stakeholder terkait dalam pelaksanaan implementasi program B30 menjadi sangat penting. (RWS)


Contact Center