Bioenergi, Energi Terbarukan Paling Komplit

Kamis, 5 Maret 2020 | 10:15 WIB | Humas EBTKE

JAKARTA – Bioenergi kini menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang tengah dikembangkan secara masif di Indonesia, tidak saja karena sumber energinya mudah ditemukan di Indonesia tetapi juga karena variannya yang beraneka ragam. Kepala Subdit Penyiapan Program Bioenergi, Trois Dilisusendi, mengungkapkan bahwa bioenergi merupakan energi terbarukan yang paling lengkap. “Bioenergi ini tidak hanya sebagai listrik tetapi juga sebagai bahan bakar. Kami punya yang namanya biofuel sekarang sudah sampai B30, lalu kita punya biogas untuk menggantikan gas bumi, lalu yang terbaru biomassa. Kedepannya kita akan melakukan pencampuran biomassa pada pembangkit tenaga listrik kita”, tuturnya pada saat berbicara mewakili Direktur Bioenergi, pada Seminar Nasional bertajuk Sustainable Energy for Indonesia yang digelar Rabu kemarin (4/3).

“Per Januari 2020 semuanya sudah wajib mandatori B30, kualitas B30 adalah pengembangan dari B20, ada beberapa parameter yang kita tingkatkan. Secara nasional biodiesel kita sudah mencapai 12 juta KL,” ungkap Trois. Program B40 sendiri akan dimulai di tahun depan yaitu 2021 dan B50 di tahun 2022 untuk PLTD.

“Untuk mencapai B40 kita mencampur 30% FAME dan 10% Co Processing. Selain itu akan ada green diesel (D100) dan green gasolin (G100). Disamping biofuel, kita juga punya untuk listrik, jadi secara teoritis kita punya hampir 800 pabrik kelapa sawit se-Indonesia jadi secara potensi kita punya sekitar 8730 MW,” pungkas Trois.

Ia pun menegaskan, dalam pelaksanaan kebijakan energi nasional, tujuan yang pertama adalah memaksimalkan dari energi terbarukan dan yang kedua adalah meminimalkan dari minyak bumi atau energi fosil. Kondisi bauran energi Indonesia saat ini,di tahun 2019, posisi EBT sebesar 9,15%, minyak bumi 38,8%, batubara 33% dan gas bumi 19,7%.

Terkait dengan bioenergi, kapasitas terpasang pembangkit berbasis bioenergi ditargetkan mencapai 5,5GW pada tahun 2025. “Bagaimana cara kita mencapai 23%, target kita dari pembangkit itu sendiri mencapai 13-15% khusus dari bioenergi mencapai 2-5%, bicara biodiesel akan masuk 2%, green fuel 1-3% dan co firing 1-3%. Target kita 2050 kita bisa mencapai 31%,” tandas Trois. Potensi bioenergi yang dimiliki Indonesia sangat besar yaitu 442 GW, tetapi pemanfaatannya baru 99,4 GW atau sekitar 2%. Oleh karena nya Pemerintah sangat mendorong pengembangan bioenergi untuk menjawab tantangan pencapaian target 23% di 2025. (RWS)


Contact Center