Sharing Knowledge Penerapan Teknologi Pencahayaan Efisiensi Tinggi

Tuesday, 12 October 2021 | 17:05 WIB | Humas EBTKE

YOGYAKARTA – Sebagai kegiatan peningkatan kesadaran akan pentingnya konservasi energi pada generasi muda khususnya di lingkungan universitas, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, melalui Direktorat Konservasi Energi menyelenggarakan kegiatan Konservasi Energi Goes to Campus dalam Penerapan Teknologi Pencahayaan Efisiensi Tinggi di Indonesia di Kampus Gadjah Mada, Yogyakarta. Kegiatan ini juga hasil kerja sama dengan lembaga internasional UNDP (United Nations Environment Programme), dalam proyek Advancing Indonesia’s Lighting Market to High Efficient Technologies (ADLIGHT).

Direktur Konservasi Energi, L.N Puspa Dewi dalam sambutannya saat membuka acara mengatakan kegiatan ini menekankan pentingnya peran aktif akademisi terhadap implementasi konservasi energi dan mendorong perubahan perilaku yang hemat serta efisien dalam penggunaan energi di masyarakat. 

“Mahasiswa akan menjadi agent of change dalam pembangunan Indonesia ke depan, melalui implementasi disiplin ilmu yang dimiliki, baik dari sisi social control kepekaan terhadap lingkungan, menjadi mitra Pemerintah dan mengambil peran menjadi moral force yang memberi teladan serta iron stock, yaitu manusia tangguh yang berakhlak mulai yang menggantikan generasi sebelumnya”, pungkas Dewi, yang hadir secara virtual, hari ini (13/10).

Banyak upaya tanpa biaya yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi, misalnya pengaturan penggunaan lift, pengaturan suhu AC, penjadwalan waktu penggunaan peralatan pengguna energi, dan berbagai upaya penghematan lainnya. Selain itu upaya penggantian lampu yang sudah putus menggunakan lampu jenis LED dan penggantian AC lama dengan AC yang sudah memiliki label hemat energi juga upaya konservasi energi yang bisa dilaksanakan.

“Saya harap dari kegiatan ini dapat terwujud sinergi antara pembuat kebijakan dan akademika dalam mendukung pengembangan teknologi yang efisien dan mendorong pelaksanaan konservasi energi untuk pembangunan berkelanjutan”, ujar Dewi. Ia mengungkapkan civitas akademika dan para mahasiswa dapat menjadi motor penggerak dalam pelaksanaan budaya hemat energi serta dapat menularkan kebiasaan tersebut kepada lingkungannya.

Pada kegiatan ini, hadir sebagai narasumber Koordinator Kelompok Bimbingan Teknis dan Kerjasama Konservasi Energi, Hendro Gunawan yang memaparkan terkait kebijakan dan regulasi Konservasi Energi. Bahwa sektor transportasi merupakan pengguna energi terbesar, diikuti sektor industri, rumah tangga, komersial dan sektor lainnya. Regulasi konservasi energi telah ada sejak tahun 1982 hingga kini, dengan beberapa penambahan standar konservasi energi. Adapun program-program utama untuk Konservasi Energi dibagai menjadi 5 kelompok utama, yaitu manajemen energi, standar dan label efisiensi energi, pemanfaatan teknologi efisiensi energi, pengembangan usaha dan jasa konservasi energi dan peningkatan kepedulian serta penghargaan bidang efisiensi dan konservasi energi.

Sharing knowledge terkait PLTS Atap juga disampaikan di forum ini, pembahasan terkait bagaimana pemanfaatannya di atap gedung pemerintahan dan industri, yang disampaikan oleh Koordinator Pelayanan dan Pengawasan Aneka EBT, Mustaba Ari. Juga hadir sebagai narasumber, Ir. Jatmika Adi Suryabrata, M.Sc., Ph.D, Dosen Arsitek UGM, yang menyampaikan materi peluang Konservasi Energi pada Bangunan Gedung, Achmad Denanda F.P. Energy Auditor & Process Engineer PT Pupuk Kaltim (PKT), Natalia Siahaan, Koordinator Komponen 3 Program ADLIGHT.

Sebagai informasi, ADLIGHT, singkatan dari Advancing Indonesia’s Lighting Market To High Efficient Technologies, merupakan proyek hibah yang didanai Global Environment Facility (GEF) dan disalurkan melalui UNDP. ADLIGHT merupakan program untuk penghematan konsumsi energi listrik dan pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia, melalui penerapan teknologi pencahayaan yang memiliki efisiensi tinggi. Proyek ini dilaksanakan untuk membuka peluang model bisnis dan skema keuangan nagi penetrasi lampu LED yang belum berkembang di Indonesia, dan juga penguatan kebijakan dan regulasi serta mekanisme monitoring untuk menciptakan pasar yang lebih adil bagi proyek dalam negeri. (RWS)


Contact Center