Kementerian ESDM Raih Anugerah Layanan Investasi Terbaik Tahun 2021

Kamis, 25 November 2021 | 10:05 WIB | Humas EBTKE

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 414.Pers/04/SJI/2021

Tanggal: 25 November 2021

Kementerian ESDM Raih Anugerah Layanan Investasi Terbaik Tahun 2021

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meraih penghargaan Anugerah Layanan Investasi Kementerian/Lembaga Terbaik I atas Penilaian Kinerja Percepatan Pelaksanaan Berusaha Tahun 2021. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Presiden Joko Widodo kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021 yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rabu (24/11).

Sebagaimana diketahui, Kementerian ESDM senantiasa berupaya meningkatkan tata kelola sektor ESDM melalui kemudahan perizinan berbasis digital. Hal ini dilakukan guna memberikan kemudahan bagi seluruh stakeholders. Perizinan di sektor ESDM juga dilakukan secara online dan terintegrasi dengan sistem Online Single Submission (OSS). Di samping itu, seluruh peta Informasi geospasial tematik dari lokasi sumberdaya ESDM, infrastruktur migas, ketenagalistrikan serta fasilitas produksi dan pengolahan ESDM juga dapat diakses dengan mudah oleh investor.

Pada kesempatan tersebut Arifin menyampaikan paparan bahwa realisasi investasi di sektor ESDM hingga bulan Oktober 2021 mencapai USD19.2 miliar atau 58 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar USD 33.1 miliar.

"Jadi di tahun 2021, sampai kuartal 3, realisasi kita mencapai 58% dari target USD 33.1 miliar. Sampai saat ini mencapai USD 19.2 miliar. Tetapi kita berharap kita akan upayakan, sampai akhir Desember ini akan mencapai 81% atau USD 26.8 miliar. Ini tentu saja tahun 2020 itu mengalami tekanan karena kondisi Covid-19 dan juga sebagian dari tahun 2021 kondisi pandemi ini masih berlangsung, sehingga sulit terjadi proses pengadaan, mobilisasi, dan juga yang terkait dengan progres investasi. Kita akan berupaya untuk terus meningkatkan," jelas Arifin.

Arifin mengatakan, bahwa potensi energi, terutama energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia sangat besar, terdiri dari energi surya, angin, air, panas bumi, hingga energi yang dihasilkan dari laut. Berdasarkan data terakhir, potensi EBT Indonesia mencapai 3.600 gigawatt (GW). Potensi yang sangat besar ini ditargetkan akan menciptakan investasi yang besar pula.

"Untuk itu kita sudah siapkan satu roadmap, bagaimana target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 akan coba kita capai dan bagaimana target untuk pemanfaatan EBT ini bisa mendukung sektor hilirisasi kita. Untuk itu dari sektor energi ini sendiri akan menciptakan investasi yang sedemikian besar. Kalau target kita di tahun 2060, harus bisa memproduksi listrik sekitar 630 GW, ini akan membutuhkan investasi lebih kurang USD 100 triliun, suatu jumlah investasi yang sangat besar," tandas Arifin.

Terobosan-terobosan baru juga dibutuhkan untuk menarik investasi yang besar tersebut. Infrastruktur transportasi harus dibuat lengkap dan tentunya infrastruktur energi harus andal dan berdaya saing.

"Untuk bisa membuat Indonesia menarik untuk investasi memang harus ada terobosan, pertama infrastruktur kita harus lengkap. Transportasi harus lengkap, di antaranya membangun jalan, pelabuhan. Ini tentu saja mengurangi masalah logistik. Kemudian infrastruktur energi, kita harus bisa membangun infrastruktur energi yang reliable, dalam arti kata, reliability supply dan competitiveness. Dengan competitiveness energi kita, akan memberikan daya saing kita yang lebih besar untuk menarik investor masuk," paparnya.

Hingga tahun 2060, investasi penyediaan tenaga listrik direncanakan mencapai USD 1 triliun. Hal tersebut dapat dicapai dengan mengoptimalkan semua sumber energi yang ada, termasuk potensi tenaga nuklir yang diperlukan.

"Rencana investasi penyediaan tenaga listrik sampai tahun 2060, kita nanti mengoptimalkan semua sumber-sumber energi yang ada, termasuk juga potensi tenaga nuklir yang diperlukan. Jadi kebutuhan investasi ini akan mencapai kita targetkan, jika ini bisa direalisasikan, dengan komposisi masing-masing energi itu, ini akan menyerap investasi lebih kurang USD 1 triliun," ungkap Arifin. (RWS)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)


Contact Center