Strategi Bioenergi Dukung Target Net Zero Emission Indonesia

Wednesday, 15 December 2021 | 09:15 WIB | Humas EBTKE

JAKARTA - Sektor energi memegang peran sentral di Indonesia dalam upaya mencapai target net zero emission (NZE) di tahun 2060. Strategi utama untuk mencapai target ini diantaranya peningkatan pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan (EBT), pengurangan ketergantungan terhadap energi fosil melalui implementasi pajak dan perdagangan karbon, implementasi program cofiring pada PLTU, penghentian PLTU Batubara secara bertahap, pengembangan mobil listrik, dan pengembangan Carbon Capture and Storage (CCS). Melalui ragam strategi yang telah ditetapkan, Pemerintah telah menargetkan penurunan emisi karbon pada tahun 2030 sebesar 29% dengan upaya sendiri dan 41% dengan bantuan internasional.

Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal EBTKE, Andriah Feby Misna mengungkapkan bahwa peta jalan pengembangan EBT di Indonesia tengah disiapkan Kementerian ESDM. Indonesia sangat diuntungkan dengan posisi geografisnya, memiliki potensi EBT yang begitu besar.

“Salah satu sumber EBT yang berperan besar dalam pencapaian target NZE adalah melalui program bioenergi, satu-satunya sumber energi bersih yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber listrik maupun non-listrik”, tutur Feby, begitu ia akrab disapa, pada sambutannya dalam kegiatan Webinar Bioshare Series #6, dengan topik Indonesia Menuju Net Zero Emission 2060: Strategi Bioenergi Dukung Transisi Energi, secara virtual kemarin (14/12).

Rangkaian webinar Bioshare Series yang telah memasuki seri ke-6 ini, juga merupakan upaya Direktorat Jenderal EBTKE untuk terus mempromosikan pengembangan dan pemanfaatan bioenergi secara lebih luas. Bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup, Konservasi Alam dan Keamanan Nuklir (BMU) Pemerintah Jerman melalui Deutsche Gesselschaft für Internationalle Zusammenarbeit (GIZ) GmbH, tema-tema hangat dan aktual seputar bioenergi disajikan dalam format webinar yang dapat diikuti oleh masyarakat umum. Kegiatan webinar ini diselenggarakan dalam kerangka proyek kerja sama Strategic Exploration of Economic Mitigation Potential through Renewables (ExploRE) dan Bioshare Series kali ini diikuti oleh lebih dari 300 orang peserta dari beragam institusi, diantaranya perwakilan pemerintah daerah, industri, asosiasi, lembaga keuangan, akademisi, dan lainnya.

Dalam konteks komitmen dan regulasi, Indonesia tidak tertinggal dari negara-negara lain di dunia, yang secara proaktif merilis kebijakan-kebijakan untuk mendorong capaian beragam target terkait mitigasi perubahan iklim, termasuk target NZE, hal ini diungkapkan oleh Emma Rachmawaty, Direktur Mitigasi Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Emma yang hadir sebagai salah satu narasumber dalam sesi pertama Bioshare Series #6 turut menjelaskan bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sangat transparan dan mencerminkan komitmen yang kuat, termasuk dalam pengembangan bioenergi dan EBT lainnya.

Pada kesempatan yang sama, Trois Dilisusendi, Koordinator Investasi dan Kerjasama Bioenergi, Ditjen EBTKE, menyatakan bahwa hampir semua bahan bakar fosil bisa digantikan oleh bioenergi. “Bioenergi merupakan sumber EBT yang paling lengkap,” pungkas Trois. Menurutnya, lebih dari 50% capaian bauran energi di tahun 2020 merupakan kontribusi dari sektor bioenergi.

Salah satu potensi bioenergi yang masih memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan adalah biogas dari limbah organik. Hadir sebagai salah satu narasumber dalam sesi kedua Bioshare Series #6, Charlotte Morton, Chief Executive World Biogas Association (WBA), yang memaparkan peluang-peluang pengembangan biogas untuk mendukung beragam sektor. Dalam konteks Indonesia, Charlotte menguraikan bahwa jika dioptimalkan, potensi biogas dapat menggantikan hingga 68% permintaan gas alam juga menurunkan emisi hingga 12.1%.  Tak hanya itu, pengembangan biogas dari limbah organik juga akan berdampak baik terhadap perekenomian dalam negeri dengan membuka setidaknya 160.000 peluang kerja.

“Limbah organik yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sebuah masalah global, sebaliknya, jika dikelola dengan optimal, limbah organik memiliki nilai ekonomi yang tinggi” jelas Charlotte.

Dody Setiawan, Principal Advisor GIZ untuk Proyek ExploRE, dalam sesi penutup Bioshare Series #6 kembali menegaskan bahwa potensi EBT di Indonesia yang sangat melimpah diharapkan dapat mendukung komitmen Indonesia dalam penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). Sektor energi yang diproyeksi menjadi penyumbang emisi terbesar selayaknya mendapat perhatian dan upaya mitigasi dari seluruh pemangku kepentingan. Dody juga menyampaikan bahwa pemerintah Jerman, melalui GIZ dan kerangka proyek kerja sama ExploRE, akan terus mendukung upaya Indonesia untuk pengembangan dan pemanfaatan bioenergi melalui kajian, rekomendasi kebijakan, serta kegiatan peningkatan kapasitas yang diharapkan dapat berkontribusi dalam mencapai target net zero emission Indonesia pada 2060. (RWS)


Contact Center