Progres Proyek ACCESS Kejar Target Pembangunan PLTS dan Pemberdayaan Masyarakat

Rabu, 13 April 2022 | 14:05 WIB | Humas EBTKE

JAKARTA - Salah satu upaya yang ditempuh oleh Pemerintah untuk mendukung program pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di wilayah nusantara yaitu melalui program kemitraan dengan lembaga internasional. Direktorat Jenderal EBTKE bersama-sama dengan UNDP Indonesia dengan dukungan dana dari KOICA tengah melaksanakan proyek hibah Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality (ACCESS), dengan dana sebesar USD 18.5 juta selama 4 (empat) tahun. Proyek ACCESS telah dilaksanakan bersama-sama sejak tahun 2020.

Tujuan program ACCESS adalah untuk mendukung masyarakat miskin dan rentan supaya memiliki kesetaraan dan keberlanjutan akses atas layanan dasar untuk meningkatkan kesejahteraan. Melalui proyek ACCESS, akan dilaksanakan pembangunan pembangkit surya off-grid di 23 desa yang berada di 10 Kabupaten di 4 provinsi di Indonesia, yaitu Sulawesi Barat (4 lokasi), Sulawesi Tenggara (7 lokasi) dan Nusa Tengara Timur (8 lokasi). Keempat provinsi di Indonesia yang terpilih merupakan proyek yang memenuhi syarat namun tidak mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK), dan telah melalui proses feasibility study oleh Global Green Growth Institute (GGGI). Diharapkan ACCESS dapat mendorong peningkatan elektrifikasi di daerah terpencil.

Di Timor Leste, implementasi ACCESS dilaksanakan di 25 Desa, dimana akan dilaksanakan pengembangan proyek Solar Water Pump dengan pemasangan 450 unit Lampu TenagaSurya Hemat Energi (LTSHE) di tiga distrik yaitu di Bobonaro, Atauro, dan Manatuto, yang akan memberikan akses terhadap listrik dan air bersih bagi penduduk setempat. Rangkaian pengembangan kapasitas dan pengembangan Renewable Energy Service Company (RESCO) yang akan dilaksanakan pun diharapkan dapat mendukung diseminasi hasil pelaksanaan kegiatan.

“Proyek ACCESS diharap terus melaksanakan pertemuan level teknis secara regular dengan melibatkan mitra-mitra relevan untuk mendiskusikan perihal isu-isu penting dan mendesak, termasuk risiko yang dihadapi, kemudian sesuai kesepakatan pada rapat terakhir, ACCESS akan melaksanakan baseline survey sebelum melaksanakan pemasangan infrastruktur dan terdapat penyesuaian dana sehubungan situasi pandemi yang menjadi tantangan pelaksanaan pengerjaan proyek di lapangan,” ujar Direktur Jenderal EBTKE, Dadan Kusdiana saat membuka diskusi The 1st Project Board Meeting Proyek ACCESS di Indonesia, Selasa (12/4).

Sepanjang tahun 2021, proyek ACCESS telah melakukan rekrutmen dan seleksi operator lokal pembangkit listrik tenaga surya pada Oktober-November 2021. Ada 153 orang (35% perempuan) dari 22 desa yang melamar; 110 orang (36% perempuan) lolos seleksi awal sebagai calon operator lokal (5 orang per desa); dan 44 operator (50% perempuan) dipilih.

Proyek ini telah melatih dan menerjunkan 23 fasilitator desa (16 laki-laki dan 7 perempuan) pada September 2021. Pelatihan online untuk fasilitator desa dilakukan dari tanggal 6 hingga 14 September 2021 dan pelatihan hybrid pada 21-24 September 2021. Kementerian ESDM telah mengakui fasilitator desa sebagai Bagian dari Program Patriot Energy dengan Surat Keputusan No. 119.K/HK.02/DJE/2021 tentang Tim Teknis Lapangan Program ACCESS Patriot Energy. Proyek ini telah mengembangkan buku saku sebagai panduan untuk fasilitator yang dikembangkan pada Agustus 2021. Buku saku tersebut berisi informasi dasar tentang proyek dan panduan untuk kegiatan lapangan.

Pada tahun 2022, telah dan akan dilaksanakan pelatihan dan sertifikasi pengoperasian dan pemeliharaan PLTS Terpusat kepada 32 operator yang dibagi dalam tiga Angkatan (Angkatan I dari Provinsi Sulawesi Tenggara, 7-16 Maret 2022; Angkatan II dari Provinsi Sulawesi Barat dan Kalimantan Tengah, 24 Maret – 2 April 2022). Dan satu Angkatan lagi yang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timur akan dilaksanakan pelatihan pada bulan Mei 2022.

“Yang menarik melalui proyek ACCESS ini, telah dilaksanakan pelatihan dan penempatan 23 operator di lapangan atau kami sebut Patriot Energi ACCESS, kami juga menyambut baik para peserta dari Timor Leste, yang akan mengikuti pelatihannya menggunakan fasilitas dari Kementerian ESDM Republik Indonesia, yang akan berbentuk in house training”, pungkas Dadan.

Untuk diketahui, kerjasama proyek ACCESS dituangkan di dalam dokumen Records of Discussion (RoD) yang telah ditandatangani secara terpisah oleh pihak KOICA, Direktur Jenderal EBTKE, UNDP Indonesia dan UNDP Timor Leste pada semester pertama tahun 2020. Sebelum RoD ditandatangani, telah dilaksanakan feasibility survey (Desember 2018), pre-feasibility study (Juli-Oktober 2019), dan implementation survey (November 2019) di Indonesia dan Timor Leste.

Dari total hibah senilai USD 18.5 juta, Indonesia memperoleh anggaran sebesar USD 15.5 juta, dan sejumlah USD 3 juta akan diberikan kepada Timor Leste.Kegiatan kunci proyek ACCESS di Indonesia diantaranya pembangunan PLTS terpusat dengan sistem pengawasan jarak jauh (remote monitoring) off-grid di 23 desa di 4 provinsi pilot, pelaksanaan pelatihan dan sertifikasi operator PLTS lokal, pembentukan Badan Usaha Milik Desa/BUMDES sebagai RESCO serta diseminasi informasi. Adapun kegiatan yang dilaksanakan di Timor Leste yaitu instalasi 1000 unit LTSHE (standar yang digunakan oleh Indonesia) di 25 desa, 3 kota (Baucau, Bobonaro, Dili, dan Manatuto), konstruksi 11 unit pompa air tenaga surya, pelatihan dan sertifikasi operator solar PV, pembentukan lembaga layanan/pengelola lokal (RESCO) serta diseminasi hasil. (RWS)


Contact Center