Kerja Sama Pelatihan Operator Lokal Infrastruktur Energi Terbarukan
JAKARTA - Program kemitraan dengan lembaga internasional yang dilaksanakan Direktorat Jenderal EBTKEterus digenjot diantara untuk membantu dalam pengelolaan infrastruktur energi terbarukan. Salah satu kemitraan yang dilaksanakan yaitu melalui Proyek ACCES, kerjasama antara Kementerian ESDM, UNDP, Ministry of State Administration Timor-Leste dengan hibah dari Korea International Cooperation Agency (KOICA).
Kemitraan ini dalam kerangka The South-South Triangular Cooperation, yaitu kerangka Kerjasama di antara negara-negara selatan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan dan teknis. Melalui kerjasama antara Indonesia, Timor-Leste dan Korea Selatan, pembangkit listrik tenaga surya, pompa air tenaga surya dan lampu tenaga surya hemat energi akan dipasang di desa-desa di Timor-Leste. Kerjasama ini juga akan menyediakan akses listrik untuk sekurang-kurangnya 20.000 orang di Indonesia dan Timor-Leste serta air bersih untuk 3.500 orang di Timor-Leste.
Kegiatan terbaru yang dilaksanakan melalui program ini yaitu pelatihan operator lokal untuk pengelolaan infrastruktur energi terbarukan di Timor Leste, yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) Kementerian ESDM, pada Senin (22/8).
Sebanyak tiga puluh orang operator lokal dari Timor-Leste akan mempelajari dasar-dasar instalasi pompa air tenaga surya yang disediakan Proyek ACCESS untuk 11 lokasi di Kota Bobonaro, Manatuto, and Atauro Timor-Leste. Pelatihan ini termasuk kunjungan ke instalasi serupa di Kuningan Jawa Barat agar para peserta dapat belajar langsung dari warga setempat dan dinas pemerintah terkait di sana.
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Andriah Feby Misna, yang hadir sebagai salah satu panelis pada kegiatan talkshow, sebagai bagian dari pembukaan kegiatan pelatihan, mengatakan bahwa Proyek ACCESS berkontribusi positif membantu Pemerintah menyediakan akses energi bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan.
“Dalam kegiatan penyediaan infrastruktur diperlukan manajemen yang baik untuk dapat menjaga keberlangsungan pembangkit, agar manfaatnya dapat terus dirasakan masyarakat”, ujar Feby, begitu ia akrab disapa.
Kepala PPSDM KEBTKE, Susetyo Edi Prabowo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pompa air tenaga surya menggunakan teknologi yang relative baru dan masih berkembang, sehingga dibutuhkan orang yang kompeten untuk mengoperasikan da memeliharanya. Dari pelatihan yang akan dilaksanakan, para peserta akan mendapatkan pengetahuan teoretis, keterampilan praktis sampai jenjang sertifikasi.
Bagi Pemerintah Timor-Leste, manfaat dari proyek ACCESS ini berkontribusi pada pencapaian Rencana Strategis Nasional Timor-Leste 2011-2030, yang melihat energi terbarukan sebagai komponen penting untuk pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan, terutama di daerah pedesaan terpencil. Menurut Belarmino Filomino Neves, Director General of Administrative, Ministry of State Administration Timor Leste, masalah yang tengah dihadapi adalah akses air bersih. Merupakan tempat yang tepat bagi Timor Leste belajar ke Indonesia, yang memiliki pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan untuk mengelola dan memanfaatkan sistem pompa air tenaga surya secara maksimal.
“Pengembangan kapasitas untuk operator lokal kami di lokasi yang ditargetkan untuk operasi dan pemeliharaan sangat penting untuk keberlanjutan proyek ini”, ungkap Belarmino.
Nicholas Booth, Officer-in-Charge, UNDP Indonesia, mengatakan pelatihan ini sebagai awal yang baik dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Di saat krisis iklim dan energi, sangat penting bagi semua aktif bekerja secara kolektif untuk mengembangkan solusi.
“Saya berharap melalui program ini, peserta akan mempelajari keterampilan yang diperlukan saat kita bekerja sama untuk menyediakan akses yang adil dan berkelanjutan ke layanan dasar”. (RWS)