Geothermal Goes To Campus Sambangi Kampus ITS

Rabu, 26 Oktober 2022 | 09:25 WIB | Humas EBTKE

SURABAYA – Kegiatan knowledge sharing bidang panas bumi untuk mahasiswa yang biasa dikenal dengan nama Geothermal Goes to Campus (GGTC) kembali digelar. Kali ini ajang GGTC menyambangi kampus Institut Teknologi Sepuluh November/ITS Surabaya. Kegiatan yang dilaksanakan kemarin (Selasa, 25/10) digelar secara luring di aula pertemuan Departemen Teknik Informatika, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Direktorat Panas Bumi selaku penggagas kegiatan GGTC ini, menghadirkan narasumber praktisi yang berkecimpung dan bekerja pada perusahan pengembang panas bumi untuk memberikan gambaran bagaimana implementasi ilmu yang dipelajari di kampus, untuk diterapkan nantinya di lapangan.

Menurut Subkoordinator Kerjasama Panas Bumi, Aulia Rizky Pratama, kegiatan GGTC ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa dan akademisi untuk mengembangkan panas bumi di Indonesia.

“Poin penting lainnya adalah untuk membagikan informasi rendahnya emisi panas bumi dibanding energi lainnya, sehingga strategis untuk dikembangkan. Paris Agreement merupakan sebagai ujung tombak komitmen pengembangan EBT di Indonesia dan dibutuhkan dukungan dari akademisi serta generasi muda untuk turut mewujudkannya,” ujar Rizky.

Ia mengatakan, bagi mahasiswa yang tertarik untuk bekerja di sektor panas bumi, dapat mempersiapkan diri sejak dini untuk menyesuaikan kompetensi dengan kebutuhan kerja. Program goes to campus seperti ini juga diharapkan mendorong ketertarikan pihak kampus maupun mahasiswa untuk melakukan penelitian-penelitian di bidang panas bumi, yang akan bermanfaat untuk pengembangan panas bumi yang lebih baik di masa yang akan datang.

Dalam pengembangan dan pegelolaan panas bumi, ungkap Rizky, sangat penting untuk melakukan manajemen reservoir yang baik untuk menjaga keberlangsungan sumber panas bumi. Selain itu resiko panas bumi bisa semakin ditekan dan berkurang seiring dengan pengembangan teknologi. Faktor penting lainnya diperlukan kesiapan sumber daya manusia untuk menjadi bagian pengembangan panas bumi di Indonesia serta edukasi ke masyarakat.

“Pengembangan panas bumi masih sering berhadapan dengan permasalahan sosial seperti penolakan masyarakat. Oleh karena itu, perguruan tinggi sebagai lembaga yang independensinya dipercaya oleh masyarakat, kiranya dapat berperan turut mengedukasi dan meningkatkan penyampaian informasi yang benar dan positif terkait pengembangan panas bumi”, pungkas Rizky.

Bahwa seringkali terjadi miskomunikasi dan penerimaan informasi yang tidak benar dari oknum dan pihak yang tidak bertanggungjawab mengenai pengembangan panas bumi di suatu wilayah. Hak ini seringkali yang memicu munculnya penolakan baik dari Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM maupun masyarakat.

Kegiatan GGTC Kampus ITS Surabaya ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Teknik Sipil Perencanaan dan Kebumian Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Kepala Departemen Teknik Geofisika ITS, Sekretaris Departemen Geofisika ITS dan para Dosen Geofisika ITS. Adapun para narasumber yang dihadirkan pada ajang ini diantaranya adalah berasal dari Jakarta Drilling Society (JDS) dan Women In Geothermal (WING) yaitu Drilling Manager PT Geo Dipa Energi (Persero), Production Engineer Star Energy Geothermal Darajat Ltd, Production Engineer Star Energy Geothermal Salak Ltd, Ayu Utami Reservoir Engineer Sarulla Operation Ltd. Tercatat, sebanyak 150 orang mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Panas Bumi hadir antusias mengikuti kegiatan GGTC ini. (RWS)


Contact Center