Upaya Percepatan Penetrasi Pasar Lampu LED Dalam Negeri di Indonesia

Kamis, 27 Oktober 2022 | 18:55 WIB | Humas EBTKE

MATARAM – Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi melalui Direktorat Konservasi Energi bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan United Nations Environment Programme (UNEP) melalui proyek ADLIGHT (Advancing Indonesia’s Lighting Market to High Efficient Technologies) berupaya meningkatkan penggunaan teknologi lampu efisiensi tinggi. Upaya peningkatan penggunaan dilaksanakan melalui transformasi pasar nasional sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

“Penggunaan peralatan rumah tangga yang efisien energi misalnya lampu LED merupakan salah satu upaya konservasi energi. Implementasi lampu LED, baik lampu outdoor untuk Alat Penerangan Jalan (APJ) maupun lampu indoor untuk sektor komersil dan rumah tangga,” tutur Koordinator Pengawasan Konservasi Energi Direktorat Konservasi Energi, Endra Dedy Tamtama dalam sambutannya pada Sosialisasi dan Talkshow Dalam Upaya Menciptakan Penetrasi Pasar Lampu LED Dalam Negeri (Kamis, 27/10).

Saat ini, lanjut Endra, banyak sekali lampu LED bekualitas rendah dengan harga sangat murah yang dapat ditemui di pasaran. Tentunya harga murah ini sangat menarik minat konsumen, apalagi dengan banyaknya varian yang beragam dan tentu saja memiliki nilai estetika karena bentuknya yg menarik atau ragam varian yang unik. Namun, yang jarang atau malah hampir tidak pernah disadari oleh pembeli adalah bahwa lampu-lampu dengan harga murah tersebut memiliki kualitas yang sangat buruk sehingga pada akhirnya biaya energi listrik untuk lampu tersebut justru menjadi lebih besar.

Harga lampu LED impor yang sangat murah tersebut juga berdampak buruk bagi produsen lampu dalam negeri karena produsen dalam negeri menjadi sulit bersaing dengan harga lampu impor yang sangat rendah.

Saat ini Pemerintah melalui Kementerian ESDM telah menerbitkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 135.K/EK.07/DJE/2022 tentang Standar Kinerja Energi Minimum dan Label Tanda Hemat Energi untuk Peralatan Pemanfaat Energi Lampu Light-Emitting Diode (LED). “Dengan adanya regulasi ini, lampu-lampu LED impor berkualitas buruk yang dijual dengan harga sangat murah tidak akan bisa masuk ke Indonesia sehingga ekosistem harga pasar lampu LED dapat tetap terjaga dan pada akhirnya produsen dalam negeri dapat terus bersaing,” ungkapnya.

Endra juga mengungkapkan Pemerintah terus berupaya mencapai target penurunan emisi GRK sebesar 29% pada tahun 2030 terhadap skenario business as usual dengan usaha sendiri dan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 41% % pada tahun 2030 terhadap skenario business as usual dengan bantuan internasional. Khusus sektor energi, angka ini diterjemahkan menjadi penurunan emisi sebesar 314 juta ton CO2e pada tahun 2030. Sampai dengan tahun 2021, realisasi penurunan emisi gas rumah kaca sektor energi mencapai 70 juta ton CO2e.

“Tugas besar ini tidak akan mungkin tanpa kerjasama yang baik dari semua pihak dan dengan dukungan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terkait dengan mitigasi perubahan iklim dan upaya riil dan konsisten dari segenap pihak dalam menekan penggunaan energi, menjaga kesinambungan lingkungan serta mengurangi emisi gas rumah kaca,” tandasnya.

Apresiasi Ia sampaikan kepada Tim Proyek ADLIGHT atas dukungan dan upaya dalam pengembangan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan Label Tanda Hemat Energi (LTHE) untuk Lampu LED, menyusun road map lampu LED, mendukung upaya transformasi bisnis pada produsen LED, dan mengupayakan pembiayaan inovatif untuk mendorong investasi pada industri lampu dan implementasi sistem tata cahaya berbasiskan efisiensi energi, termasuk mendorong pemanfaatan lampu LED produksi dalam negeri pada sektor publik melalui proyek percontohan di beberapa kota dan kabupaten di Indonesia.

Dalam kesempatan ini, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi turut mengajak tiga asosiasi perlampuan di Indonesia, yaitu Gabungan Industri Manufaktur Lampu Terpadu Indonesia (Gamatrindo), Anggota Asosiasi Luminer Indonesia (ALINDO), dan Anggota Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (APERLINDO). Ketiga asosiasi ini konsisten mengembangan industri lampu berkualitas hemat energi untuk dapat menyampaikan informasi produk lampu efisien energi yang diproduksi oleh tangan tangan anak bangsa terbaik di tanah air ini.  Selain itu, disediakan pula contoh produk serta informasi produk lampu LED dalam negeri yang beredar di pasaran.

Pada saat yang sama, National Project Manager ADLIGHT, Nasrullah Salim menjelaskan Proyek ADLIGHT bertujuan untuk mengatasi hambatan kelembagaan, kesadaran, teknis dan model bisnis untuk mempromosikan peningkatan penyebaran teknologi pencahayaan efisiensi tinggi (LED) di Indonesia, sehingga mengurangi konsumsi listrik dan emisi gas rumah kaca (GRK).

“Kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari kegiatan komponen 3 Proyek ADLIGHT. Adapun tujuan sosialisasi ini antara lain memperkenalkan merk lampu LED produksi dalam negeri yang berkualitas tinggi, membantu mewujudkan industri lampu LED nasional menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan membantu mendekatkan lampu LED produksi dalam negeri melalui pameran pada booth yang tersedia,” pungkasnya. (RWS)

 


Contact Center