Super Grid, Solusi Pemerataan EBT

Sabtu, 12 November 2022 | 18:30 WIB | Humas EBTKE

 

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk menyambungkan lima area utama kelistrikan di Indonesia atau yang dikenal dengan istilah super grid. Ihwal super grid tersebut disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Bloomberg NEF Summit 2022 bertajuk 'Indonesia's Sustainable Energy Transition Ambition' di Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/11).

"Kita harus menghubungkan jaringan kelistrikan antara Jawa dengan Sumatera, Kalimantan dengan Jawa, Kalimantan dengan Sulawesi, maupun Jawa-Bali dengan Nusa Tenggara," ujar Arifin.

Ia memaparkan bahwa super grid dilakukan karena sumber-sumber energi baru terbarukan (EBT) banyak yang berlokasi di daerah-daerah yang jauh dari masyarakat maupun industri, atau dapat dikatakan sedikit permintaan (demand) akan listrik. Untuk itulah, super grid bisa menjadi jalan untuk menyalurkan listrik dari sumber EBT ke tempat lain yang lebih membutuhkan listrik.

Lebih lanjut, Arifin menjelaskan bahwa dengan super grid adalah salah satu upaya untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat karena banyak menggunakan pembangkit berbahan dasar dari EBT. Hal itu didukung pula bahwa isu global terkini adalah terkait dengan green industry yang sedikit atau bahkan tidak menghasilkan emisi karbon.

"Seperti di Sulawesi yang memiliki banyak industri serta pemurnian mineral yang memerlukan listrik sangat besar, saat ini pembangkit listriknya menggunakan batubara, ke depan nanti bukan tidak mungkin akan ada persyaratan proses mineral harus ramah lingkungan," pungkas Arifin. (RWS)


Contact Center