Presidensi G20 Capai Hasil Konkrit Dukung Transisi Energi Indonesia
BALI – Presiden Joko Widodo telah berhasil menjalankan kepemimpinan Presidensi G20 Indonesia, yang ditandai dengan capaian hasil konkret untuk sejumlah proyek dan isu strategis, seperti transisi energi. Sebagai Presidensi, Indonesia telah mengupayakan berbagai solusi terbaik selama satu tahun kepemimpinan di tengah berbagai tantangan baru yang muncul.
Keberhasilan Presiden itu mendapat apresiasi dari beberapa pimpinan dunia seperti Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio GuterrePerces dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Dalam konferensi pers di Bali International Convention Center (BICC) The Westin, Nusa Dua, Badung, Bali (Senin, 14/11) Sekjen PBB Antonio Guterres menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan Indonesia sebagai Presidensi G20 sepanjang tahun 2022. Guterres menyatakan, Presidensi Indonesia telah berhasil mendorong dialog dan meraih beberapa kesepakatan di antara negara G20 di tengah situasi yang menantang.
Sementara itu, Presiden Biden mengumumkan pihaknya bersama pihak lain berupaya dapat memobilisasi dana hingga 20 miliar dolar AS, untuk membantu berbagai proyek transisi energi di Indonesia. Hal itu disampaikan dalam sambutan pertemuan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) yang dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen (Selasa, 15/11).
Kucuran dana itu yang merupakan hasil kerja sama Amerika Serikat, Jepang, institusi keuangan dunia dan pihak swasta, diharapkan dapat membantu Indonesia mengurangi emisi karbonnya secara signifikan serta memperluas jaringan pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT).
“Kami berharap dapat memobilisasi dana sejumlah 20 miliar dolar AS untuk mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi, mengembangkan jaringan energi baru dan terbarukan, dan membantu para pekerja yang terdampak kebijakan penutupan pembangkit listrik berbasis batu bara (PLTU),” kata Biden.
Selain kesepakatan komitmen pendanaan untuk pengembangan transisi energi di Indonesia, di bawah Presidensi G20 Indonesia, seluruh pimpinan negara yang hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 (16/11) menyepakati dokumen Deklarasi Bali. Deklarasi Bali mencatatkan 52 poin kesepakatan kepala negara G20 guna mendorong pencapaian tujuan masyarakat dunia melalui peningkatan upaya dan komitmen di berbagai sektor.
Dari 52 poin tersebut, terdapat 2 poin khusus terkait sektor energi, di mana para Pemimpin G20 menyepakati untuk mempercepat dan memastikan transisi energi yang berkelanjutan, adil, terjangkau, dan investasi inklusif. Bali Compact dan Peta Jalan Transisi Energi Bali juga disepakati menjadi panduan untuk mencari solusi mencapai stabilitas pasar energi, transparansi, dan keterjangkauan. (RWS)