Biogas Naik Kelas: Pemanfaatan Biometana di Sektor Industri dan Komersial

Friday, 23 December 2022 | 13:05 WIB | Humas EBTKE

JAKARTA – Pemerintah terus menggenjot pengembangan beragam energi terbarukan dalam masa transisi energi Indonesia, juga dalam rangka pencapaian target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% di 2025. Dalam upaya ini, bioenergi menjadi salah satu kendaraan utama. Karakter bioenergi yang unik memungkinkan sumber energi terbarukan ini untuk diolah dan dimanfaatkan di beragam sektor pendukung ekonomi utama, termasuk transportasi,industri, dan komersial.

Salah satu bentuk pemanfaatan bioenergi yang sedang terus didorong pengembangannya adalah biometana. Dapat disebut sebagai biogas yang naik kelas, biometana merupakan produk turunan yang dapat dihasilkan melalui pengolahan lanjutan biogas. Biogas dimurnikan dengan memisahkan komponen karbondioksida (CO2) serta komponen gas lainnya yang tidak dikehendaki, menghasilkan gas dengan tingkat kemurnian tinggi yang dikenal sebagai biometana.

Posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia juga menandakan tingginya potensi biometana di Indonesia. Berangkat dari fakta ini, sebuah kajian terkait strategi implementasi pemanfaatan biometana tengah dikembangkan. Kajian ini dilakukan melalui kerja sama antara Direktorat Bioenergi dan Kementerian Ekonomi dan Perlindungan Iklim Republik Federal Jerman (BMWK) melalui Deutsche Gesselschaft für Internationalle Zusammenarbeit (GIZ) GmbH dalam kerangka Proyek Strategic Exploration of Economic Mitigation Potential through Renewables (ExploRE).

Direktur Bioenergi, Edi Wibowo mengatakan, selain memberi nilai tambah ekonomi, mengolah biogas menjadi biometana memiliki banyak keuntungan lainnya. Salah satunya, peluang untuk mengurangi dampak lingkungan, terutama dalam mensubstitusi penggunaan LPG dan bahan bakar solar yang memiliki faktor emisi yang tinggi.

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Proyek ExploRE, total potensi produksi biometana di Indonesia setara dengan 536,413 m3/h (atau 400 BBTUD) gas atau 9 kilo ton LPG per hari, atau 10,000,000 liter diesel per hari. Tentunya jika dimanfaatkan dengan optimal, potensi biometana ini dapat menjadi pendorong kuat bagi tercapainya target bauran energi. Tidak hanya itu, pemanfaatan biometana juga akan berkontribusi besar dalam pencapaian target pengurangan emisi karbon (Net Zero Emission) pada 2060 atau lebih cepat.

“Dengan sisa waktu yang ada, dengan kolaborasi semua stakeholder, saya yakin target-target ini dapat terpenuhi,” tutur Edi, pada kegiatan diskusi bersama, Kamis (22/12). Kegiatan ini melibatkan lebih dari 100 orang perwakilan dari sektor industri, komersial, pembuat kebijakan, serta organisasi internasional.

Biometana memiliki karakter serupa dengan gas alam, menjadikannya sumber energi terbarukan yang tepat untuk mensubstitusi produk berbahan gas alam, seperti liquefied petroleum gas (LPG), Compressed Natural Gas (CNG), serta sebagai substitusi bahan bakar solar dan gas alam pada diesel engine dan gas engine. Selain itu, karakteristik yang menyerupai gas alam ini juga memungkinkan biometana untuk menghasilkan panas dengan temperatur maksimal mencapai 1.000?C, menjadikan biometana satu-satunya sumber energi terbarukan selain hidrogen hijau yang dapat diaplikasikan untuk pemanfaatan mulai dari temperatur rendah, menengah, maupun tinggi. Karenanya, pemanfataan biometana dapat menjadi dukungan penting bagi proses transisi energi juga menjadi mendukung ketersediaan energi, salah satunya melalui injeksi ke pipa-pipa gas.

Catatan yang disampaikan oleh PT Transgasindo Indonesia pada kegiatan diskusi ini, pasokan gas di hulu sudah mengalami penurunan, membuka peluang besar untuk injeksi biometana ke infrastruktur pipa gas yang telah tersedia. Tantangannya, pasokan biometana yang tersedia saat ini cenderung tidak merata dan dalam jumlah kecil, sehingga ketersediaan pasokannya pun terbatas dan belum mampu memenuhi permintaan pasar. Clustering suplai biometana dapat menjadi salah satu opsi pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan pasokan dari beberapa produsen sekaligus dan memperoleh pasokan biometana yang memadai. (RWS)


Contact Center