Pemerintah Dorong PLN dan Pertamina Tingkatkan Pemanfaatan Energi Terbarukan

Jumat, 5 Mei 2023 | 10:10 WIB | Humas EBTKE

JAKARTA – Pemerintah terus mendorong keterlibatan semua stakeholder termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)  dalam mengejar target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025. Peran aktif, sinergi dan kolaborasi seluruh stakeholder terkait sesuai perannya masing-masing menjadi salah hal penting dalam upaya percepatan target bauran EBT tersebut.

Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana pada Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Pengembangan EBT (Kamis, 4/5).

“Apabila melihat capaian lima tahun terakhir, pangsa EBT dalam bauran energi nasional menunjukkan peningkatan. Tahun 2021, pemanfaatan EBT dalam bauran energi nasional adalah sebesar 12,16%, dan pada tahun 2022 meningkat menjadi 12,3%. Namun demikian, capaian ini masih cukup jauh dari target bauran yang harus dicapai. Tentunya kami membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk BUMN,” ungkapnya.

Berbagai upaya tengah dilakukan oleh Pemerintah dan stakeholder terkait untuk mendorong percepatan peningkatan pemanfaatan EBT, antara lain melalui penyusunan Green RUPTL, penerbitan Peraturan Presiden  Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik, pemanfaatan BBN, cofiring biomassa pada PLTU eksisting, mendorong pemanfaatan Biogas skala industri, termasuk yang saat ini sedang disusun oleh Pemerintah bersama DPR adalah penyusunan RUU EBET.

Yang tidak kalah penting, lanjut Dadan, dalam upaya percepatan tersebut adalah peran aktif, sinergi dan kolaborasi seluruh stakeholder terkait sesuai peran masing-masing. Pemerintah dan legislatif tengah bersinergi dalam penguatan regulasi. BUMN dan swasta perlu mempersiapkan kondisi pasar dan industri. Litbang dan akademisi mendukung tersedianya alternatif opsi teknologi baru yang dapat diimplementasikan. Sedangkan masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam memberikan masukan pada penyusunan kebijakan dan dukungan pelaksanaan pengembangan EBT di lapangan.

Pada kesempatan ini, Dadan mengapresiasi langkah PT PLN dan PT Pertamina dalam mendukung percepatan pengembangan EBT. PT PLN bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan penyediaan smart grid dan cofiring biomassa pada PLTU guna mendukung peningkatan kapasitas pembangkit listrik berbasis EBT.

PT Pertamina juga menyatakan komitmennya untuk mencapai Net Zero Emission dan pengembangan Energi Baru Terbarukan, antara lain melalui pengembangan PLTP, pemanfaatan Biosolar dan akan memulai implementasi Bioetanol pada Semester II 2023 ini, pengembangan greenfuel, Biogas, green hydrogen, penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) untuk lapangan migas di Jatibarang.

“Khusus untuk kilang, berdasarkan data yang kami peroleh, saat ini sudah terbangun PLTS dengan kapasitas ± 10 MWp di 4 lokasi milik PT KPI yang bekerja sama dengan PT Pertamina Power Indonesia. Kami mendorong untuk segera dapat dilakukan pemasangan PLTS di seluruh Refinery Unit milik PT KPI. Sedangkan di lokasi yang sudah ada PLTS-nya, dapat ditingkatkan lagi kapasitas terpasangnya,” ujarnya.

Lebih lanjut Dadan mengajak baik PT PLN (Persero) maupun PT Pertamina (Persero) di tiap lini usahanya, pada seluruh anak usahanya, dan juga mitra usahanya, untuk memanfaatkan energi terbarukan sebagai sebagai bentuk partisipasi dan tanggung jawab bersama dalam menyiapkan lingkungan yang lebih baik dan mencapai target transisi energi yang berkelanjutan.

“Sekarang kebetulan banyak support, terutama yang terkait dengan Kementerian Keuangan. Sekarang kita bukan bicara soal program, tetapi proyek-proyek yang mendukung percepatan EBT untuk terus didorong dan dijalankan, tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi. Kita juga harus mengupayakan inovasi teknologi untuk mendukung berjalannya proyek. Kita masih optimis dengan target ini,” pungkasnya.


Contact Center