Cetak SDM Unggul Bidang Panas Bumi, Ditjen Gelar Transfer Knowledge - Geothermal Goes to Campus

Kamis, 26 Oktober 2023 | 16:05 WIB | Humas EBTKE

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) melalui Direktorat Panas Bumi menggelar program Transfer Knowledge - Geothermal Goes to Campus di Universitas Padjadjaran (UNPAD), Kamis (26/10). Program ini merupakan salah satu bentuk upaya menjembatani pertumbuhan kebutuhan industri dan pendidikan melalui penciptaan sumber daya manusia yang professional khususnya di bidang panas bumi.

“Salah satu tantangan dalam pengembangan panas bumi adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keahlian di bidang tersebut. Kondisi ini, di satu sisi menjadi hambatan dalam pengembangan panas bumi, tapi di sisi yang lain, khusus bagi adik-adik mahasiswa tentunya ini menjadi peluang manakala nanti telah menyelesaikan studi dan mulai memasuki dunia kerja,” tutur Direktur Panas Bumi, Harris Yahya dalam sambutannya di hadapan para peserta Transfer Knowledge - Geothermal Goes to Campus yang merupakan dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran.

Menurut Harris, potensi peluang besar ini nantinya akan dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya, karena pengembangan lebih dari 3,3 GW tambahan PLTP membutuhkan SDM dalam jumlah besar.

Sebagaimana diketahui, pemerintah memiliki komitmen untuk berpartisipasi dalam upaya pengurangan emisi karbon sesuai dengan target Enhanced National Determined Contribution tahun 2030 dan Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060. Untuk mencapai target tersebut, pemanfaatan panas bumi memiliki peranan penting. Salah satu strategi untuk mencapai NZE adalah melalui pengembangan proyek EBT lebih dari 700 GW di mana kapasitas PLTP ditargetkan menjadi 22 GW.

“Dengan SDM yang memadai, maka pembangunan PLTP di Indonesia akan berlangsung lebih cepat. Dengan target paling dekat pada 2030 adalah pengembangan panas bumi diharapkan dapat memiliki tambahan kapasitas sebesar 3,3 GW pada tahun 2030, atau kapasitas terpasang menjadi 5,7 GW,” tandasnya.

Lebih lanjut Harris mengatakan bahwa program Geothermal Goes to Campus terus digencarkan agar terbangun link and match antara kebutuhan industri panas bumi sebagai pengguna SDM dengan kampus sebagai penghasil SDM.

“Untuk memberikan wawasan luas pada para mahasiswa, kami hadirkan para narasumber praktisi yang telah memiliki reputasi dalam usaha pengembangan panas bumi. Dari situ diharapkan, bagi Bapak/Ibu Dosen pengampu yang mempersiapkan kurikulum kampus, dapat menyesuaikan antara materi pembelajaran dengan kebutuhan industri panas bumi, sedangkan bagi mahasiswa yang tertarik untuk bekerja di sektor panas bumi dapat mempersiapkan diri sejak dini untuk menyesuaikan kompetensi dengan kebutuhan kerja,” jelasnya.

Pada kesempatan ini dihadirkan narasumber tamu dari PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.

Meski demikian, Harris juga menyampaikan adanya tantangan lain yang dihadapi di lapangan, salah satunya adalah penolakan sebagian masyarakat terhadap pengembangan panas bumi. Hal itu dipicu karena masyarakat menerima informasi yang keliru tentang pengembangan panas bumi. Oleh karena itu Ia berharap pihak perguruan tinggi dapat mendukung pemerintah dalam memberikan informasi yang tepat mengenai manfaat pengembangan panas bumi.

“Kami berharap dukungan para dosen, mahasiswa dan seluruh kalangan akademisi dapat membantu pemerintah dalam menyampaikan informasi yang benar dan positif sehingga masyarakat mendapatkan pemahaman komprehensif terkait pengembangan panas bumi,” pungkasnya. (BKP/RWS)

 


Contact Center