Kementerian ESDM Gelar Uji Jalan Penggunaan B40 pada Kereta Api

Senin, 22 Juli 2024 | 12:25 WIB | Humas EBTKE

YOGYAKARTA – Pemanfaatan bahan bakar nabati di Indonesia kini memasuki babak baru. Penggunaan Biodiesel 40% pada campuran minyak solar atau B40 pada mesin diesel kini mulai diuji coba pada sektor non otomotif. Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal EBTKE bersama Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS selaku tim teknis, menggelar uji penggunan B40 pada kereta api. Pengujian  diharapkan sebagai uji komersialisasi dan sarana sosialisasi untuk mendapatkan konfirmasi efek penggunaan B40 pada sektor kereta api.

“Yang kita ketahui, konsumsi bahan bakar di kereta api ini capai kurang lebih 300 juta liter per tahun, penggunaan B40 ini merupakan upaya strategis di sektor efisiensi energi dengan penurunan emisi dan penghematan penggunaan solar”, jelas Direktur Jenderal EBTKE, Eniya Listiani Dewi, dalam sambutannya pada kegiatan Seremoni Uji Jalan Penggunaan B40 pada Sektor Kereta Api, hari ini (22/7), di Pengawas Urusan Kereta (PUK) Lempuyangan, Yogyakarta.

Eniya mengatakan, saat ini Indonesia menjadi contoh dan patokan tertinggi untuk tingkat pencampuran bahan bakar nabati di dunia. Banyak negara yang ingin mencontoh keberhasilan Indonesia menerapkan penggunaan B35 dan kedepannya B40. Ia menyebutkan Brazilia dan Jepang sudah menyampaikan ketertarikannya untuk belajar bagaimana penggunaan kelapa sawit sebagai campuran ke bahan bakar minyak.

“Tak hanya kereta api, uji penggunaan B40 pada sektor non-otomotif juga akan dilakukan pada empat sektor lainnya yaitu alat mesin pertanian (alsintan), alat berat pertambangan, angkutan laut dan pembangkit. Diharapkan hasil pengujian yang dilakukan dapat memberikan rekomendasi teknis kepada kami untuk merumuskan kebijakan keberlanjutan program mandatori Biodiesel”, pungkas Eniya.

Tak lupa Eniya menyampaikan terima kasih kepada PT KAI (Persero) yang sudah mendukung dengan penyiapan lokomotif untuk uji jalan, PT Pertamina Patraniaga untuk penyediaan bahan bakar, Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang mendukung melalui pendanaan kegiatan uji, APROBI dan seluruh pemangku kepentingan terkait yang sudah mendukung pelaksanaan uji jalan ini.

Kepala Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (BBPMGB) LEMIGAS, Mustafid Gunawan menyebutkan pelaksanaan uji penggunaan B40 sektor kereta api terdiri dari pengujian lokomotif dan genset kereta api, pada lokomotif CC2061387 rangkaian kereta barang rute Tanjung Priok, Jakarta-Kalimas Surabaya. Persiapan teknis pelaksanaan uji penggunaan B40 sektor kereta api dimulai dari survei dan joint inspection bersama stakeholder terkait. Juga telah dilaksanakan pembangunan fasilitas blending dan pengisian bahan bakar uji di 5 lokasi (Cipinang, Arjawinangun, Cepu, Pasarturi, dan Lempuyangan), dan penyiapan minilab untuk field test karakteristik bahan bakar uji di 2 lokasi (Pasarturi dan Lempuyangan).

“Pengujian ketahanan dinamis akan dilakukan selama enam bulan dengan empat lokasi pengisian bahan bakar yaitu Depo Loko Cipinang, St. Arjawinangun, St. Cepu, dan Depo Loko Pasarturi. Dari seluruh rangkaian pengujian B40 sektor kereta api, akan didapatkan rekomendasi teknis dan instruksi kerja penggunaan B40 khusus untuk sektor kereta api”, urai Mustafid.

Sebagai informasi, pengujian B40 pada lokomotif telah dimulai sejak tanggal 3 Juli 2024 yang diawali dengan uji performance awal dengan menggunakan bahan bakar B40 dan B35 sebagai referensi/pembanding. Hasil yang diharapkan dari pengujian meliputi konsumsi bahan bakar dan performa lokomotif. Adapun pengujian B40 pada genset kereta api dilakukan pada genset MTU 10V1600G20F dengan rangkaian kereta bogowonto P.01909 YK dengan rute St Pasar Senen – St Lempuyangan. Pengujian ketahanan dinamis dilakukan selama 1.200 Jam dengan lokasi pengisian bahan bakar di PUK Lempuyangan.

Adapun formulasi bahan bakar yang digunakan dalam uji penggunaan B40 untuk mesin diesel pada sektor non otomotif yaitu B40 dengan formula campuran 40% Biodiesel (B100*) + 60% Solar (B0). Khusus untuk sektor alat berat juga diuji dengan menggunakan campuran Diesel Nabati/Diesel Biohidrokarbon (D100), dengan masing-masing komposisi B30D10 dengan formula campuran 30% Biodiesel (B100*) + 10% Diesel;  Nabati/Diesel Biohidrokarbon (D100) + 60% Solar (B0); B35D5 dengan formula campuran 35% Biodiesel (B100*) + 5% Diesel, serta Nabati/Diesel Biohidrokarbon (D100) + 60% Solar (B0). (DLP)


Contact Center