Indonesia-Finlandia Rampungkan Proyek Energi Baru € 4,1 Juta

Kamis, 27 November 2014 | 08:00 WIB | Ferial

EBTKE--Pemerintah Indonesia dan Finlandia merampungkan kerja sama pemanfaatan dan pengerjaan proyek baru terbarukan senilai € 4,1 juta. Penyelesaian proyek ini sekaligus menandai berakhirnya Program Energy and Environment Partnership (EEP).

Duta Besar Finlandia untuk Indonesia Päivi Hiltunen-Toivio mengatakan, Program EEP dimulai digarap sejak 2011 lalu dan berakhir pada tahun ini. Dalam program ini, Pemerintah Finlandia memberikan dana hibah sebesar € 4,1 juta. Dengan dana tersebut, sebanyak 22 proyek energi baru terbarukan berhasil digarap.

“Tujuan dari Program EEP telah tercapai, yakni dengan selesainya 22 proyek, mulai dari proyek pilot, kapasitas kecil, komunal, sampai kelas industri. Dalam program ini juga dilakukan capacity buiding,” kata dia di Jakarta, Selasa , 25 November 2014.

Program EEP ini dilaksanakan di bawah payung implementation agreement antara Pemerintah Finlandia dan Indonesia yang diteken pada 14 Februari 2011 lalu. Program ini memang diberikan jangka waktu penyelesaian selama 3 tahun dengan nilai dana hibah dari Finlandia sebesar € 4,1 juta. Program ini berupa penilaian dan implementasi energi baru terbarukan khususnya bioenergi di Provinsi Riau dan Kalimantan Tengah.

Dari 22 proyek yang telah diselesaikan, sebanyak 14 proyek berada di Provinsi Riau dan 8 proyek di Kalimantan Tengah. Ke-22 proyek ini berupa studi kelayakan untuk investasi, proyek demonstrasi, proyek berbasis industri, dan proyek pengembangan kapasitas.

Selain itu, beberapa proyek biogas yang digarap yakni pembangunan biogas digester untuk 51 kepala keluarga di 8 desa, reaktor biogas terintegrasi listrik untuk komunitas, dan pelatihan bagi penduduk desa untuk membangun dan merawat sistem biogas. Sedangkan untuk sektor industri, telah dilakukan lima studi kelayakan pembangkit biomassa kelapa sawit 5 megawatt (MW) di Kalimantan Tengah, pembangkit biogas POME 2 MW di Riau, serta sanitary landfill menghasilkan gas untuk listrik 3 MW di Riau.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menilai Program EEP ini sangat bagus dan bisa dicontoh oleh daerah lain, termasuk internal pemerintah daerah yang dijadikan lokasi proyek. Pasalnya, Kalimantan Tengah dan Riau kaya akan potensi bioenergi, sementara Program EEP ini hanya memberikan cikal bakalnya saja.“Kami juga ingin mengundang perbankan yang nanti pada saatnya bisa memberikan bantuan pendanaan secara business to business,” kata dia.

Menurut dia, upaya-upaya pemanfaatan potensi dan peningkatan kapasitas pasokan energi nasional sangat diperlukan guna mendorong investasi. Percepatan pengembangan energi baru terbarukan disebutnya harus berperan juga dalam upaya pemerintah menambah kapasitas pembangkit listrik 35 ribu MW.

Bioenergi khususnya bisa menjadi andalan sebab masa konstruksi cukup singkat. Namun, dengan kapasitas pembangkit yang tidak besar, proyek bioenergi harus digarap secara sporadis dan massif. Proyek-proyek yang sudah jadi, tutur Rida, harus dijaga sustanabilitasnya. Sementara ke depannya, proyek baru harus dibangun.

“Untuk itu saya berharap, meski Program EEP berakhir, kerja sama dengan Finlandia masih bisa berlanjut. Kami masih mengandalkan Finlandia untuk mengembangkan potensi bioenergi 32 ribu MW,”tuturnya.

Rida mengungkapkan, Indonesia belum mampu mengembangkan seluruh potensi tersebut mengingat kondisi finansial dan ketersediaan energi. Karena itulah, bantuan dari luar negeri masih diperlukan, utamanya untuk mempercepat penambahan kapasitas pembangkit listrik nasional dari energi baru terbarukan.

Terkait dengan itu, Hiltunen-Toivio menambahkan pihaknya dengan senang hati ingin melanjutkan kerja sama dengan Indonesia. Namun, pihaknya masih melihat terlebih dahulu kebijakan pemerintahan yang baru ini.

“Tentu kami ingin melanjutkan kerja sama, namun kami belum memutuskan seperti apa bentuknya karena Indonesia baru saja memiliki pemerintahan baru. Kami ingin melihat dulu,” jelas dia. Namun, tambah dia, investasi di Indonesia cukup menarik dengan besarnya potensi dan iklim investasi yang cukup kondusif. “Perusahaan Finlandia banyak yang investasi di sini,” pungkas Hitunen.


Contact Center