Pemerintah Dorong Pemanfaatan Avtur

Selasa, 26 Agustus 2014 | 22:15 WIB | Ferial

EBTKE--Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dtjen EBTKE) dan Direktorat Jenderal (Ditjen Perhubungan Udara) melakukan kerjasama dalam menerapkan penggunaan bahan bakar nabati untuk pesawat udara (Aviation Biofuel) pada tahun 2016 dengan estimasi baurannya sebesar 2 persen.

Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, pasokan aviation biofuel memang belum ada pabrik untuk mengolahnya, namun dirinya meminta BUMN (Pertamina) dalam hal ini untuk membangun pabrik biofuel.

“Ini kan memberi pesan supaya pabriknya segera dibuat. Pemerintah Komit kesana. Ini kickoff, kita mendorong BUMN Pertamina untuk membuatnya. Kita menghitung kalau 2 persen itu membutuhkan 100ribu kiloliter (KL) BBN”,kata dia.

Kembali menjelaskan, kandungan Bioavtur itu 100 persen sama seperti avtur, tidak ada bedanya. Bisa dari CPO, Minyak kelapa dan sebagainya. Kalau sudah dicampur tidak bisa dibedakan tapi prosesnya lain”,"tutur Dadan.

Menurut dia, persoalan yang dialami Pertamina selama ini masih belum ada penyerapan dikarenakan belum ada produsen sedangkan dari sisi harga juga masih belum komersilan. "Tapi kedepannya pasti turun Harga itu mengikuti bahan baku, kalau sawitnya mahal ya harganya jadi mahal. Nilai harga sekarang lebih mahal 70 persen tapi kalau dicampur 2 persen, Pertamina menghitung penambahan per liternya Rp.200-300,- untuk orang yang naik pesawat,"pungkasnya.

 

 

 

 

 


Contact Center