Pemerintah Fokus Pada Green Growth Development

Senin, 27 April 2015 | 15:17 WIB | Ferial

EBTKE-- Pemerintah berkomitmen untuk mendorong serta menggenjot pembangunan pertumbuhan berbasis energi ramah lingkungan (green growth development).

"Kami (pemerintah) bukan hanya fokus pada pertumbuhan (growth) saja tapi juga komitmen pada pembangunan berbasiskan energi ramah lingkungan karena green dan growth merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,"kata Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Panjaitan dalam Konferensi Pers di sela Acara Tropical Landscapes Summit “A Global Investment Opportunity” di Hotel Shangrilla, Jakarta, Senin, 27 April 2015 .

Menurut dia, dengan pemerintah memberikan insentif guna mendorong green investment membuktikan bahwa jelas Pemerintah sangat berkomitmen untuk mengdepankan pembangunan pertumbuhan dengan berbasis energi ramah lingkungan. "Dengan green growth akan lebih banyak lagi investor yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia,"jelas dia.

Hal - hal yang diperlukan untuk mendorong green growth development, sambung Luhut, telah dilakukan Pemerintah tetapi yang jadi persoalan saat ini bagaimana mendidik masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan. "Sekarang action kita bagaimana mendidik masyarakat supaa tidak lagi buang sampah sembarangan, menebang kayu ilegal,"tegasnya.

Luhut menambahkan, pihaknya juga berharap industri-industri juga mulai peduli dengan lingkungan dan beralih ke teknologi yang ramah lingkungan."Misal yang teknologinya sudah tua, memgganti dengan yang, kemudian industri pulp yang harus memiliki hutan tanaman industri sendiri jadi tidak asal potong pohon,"lanjut dia.

Dia menjelaskan, Hal-hal seperti ini membutuhkan kerjasama semua pihak bukan hanya sepihak."Butuh konsep bersama, kami akan memonitor dan mengkoordinasikan dengan cermat dengan menteri terkait dan dilaporkan kepada Presiden,"tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan ada 10 bidang investasi hijau yang mendapatkan insentif bebas pajak diantaranya yaitu pengusahaan tenaga panas bumi, kemudian industri pemurnian dan pengolahan gas alam, industri kimia dasar organik yang bersumber dari pertanian. Lalu industri tabung lampu (LED), pembangkit listrik, pengadaan gas alam dan buatan, penampungan dan penjernihan air bersih, angkutan perkotaan yang ramah lingkungan , kawasan pariwisata dan terakhir pengelolaan dan pembuangan sampah yang tidak berbahaya. "Adanya insentif baru dimana salah satu pointnya untuk mendorong investasi hijau itu diberikan salah satu dukungan insentif yang mendorong terjadinya peningkatan green investment,"kata Franky.

Kepala Unit Pengendali Kinerja (UPK) Kementerian ESDM, Widhyawan Prawiraatmadja mengungkapkan dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) dikatakan bahwa pada tahun 2025 peranan energi baru terbarukan harus mencapai 23 persen. "Kalau dari sekarang kita tidak melakukan terobosan maka target tersebut tidak akan tercapai,"kata dia.

Guna mencapai target tersebut, dia memaparkan, segala usaha dilakukan oleh Kementerian ESDM diantaranya pada tahun anggaran 2016 akan mengusulkan alokasi anggaran hingga 10 kali lipat dari anggaran sebelumnya untuk pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan pada tahun anggaran 2016 yaitu dari Rp1 triliun pada tahun ini menjadi Rp10 triliun pada tahun 2016 mengingat investasi dan harga yang dikeluarkan untuk energi baru terbarukan memang masih lebih mahal dibandingkan dengan energi fosil . "Diharapkan dapat memacu pengembangan energi baru terbarukan, apakah itu surya, angin, panas bumi, air, ini memrupakan tugas kami sebagai pemerintah,"pungkasnya.

 

 

 

 

 

 

 


Contact Center