Pelaksanaan Potong 10 Persen Hingga 2019

Minggu, 15 Mei 2016 | 09:43 WIB | Ferial

EBTKE-- Kampanye perubahan perilaku "potong 10 persen" berevolusi dalam tiga tahapan dalam periode 2015 hingga 2019.

Gerakan ini dianggap sebagai momen untuk kampanye ke masyarakat luas untuk menghasilkan dampak perubahan yang signifikan.

Kenapa "potong 10 persen"?Program ini dipilih karena dianggap sebagai kampanye yang mudah dilakukan semua orang, bahasanya sederhana dan mudah diukur. Secara nasional, menghemat 10 persen lebih mudah dilakukan daripada membangun setara 10 megawatt (MW) dan membutuhkan dana sekitar Rp450 triliun.

Pilihan yang bisa dilakukan sekarang adalah melakukan efisiensi dan mematikan peralatan elektronik yang tidak terpakai, terutama penerangan dan pendingin ruangan. Termasuk, menggunakan peralatan elektronik yang sudah efisien dan mendapat label/sertifikasi hemat energi.

Kampanye ini didorong untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik bagi daerah yang belum mendapatkan akses listrik, terutama subsidi listrik tepat sasaran bagi masyarakat miskin dan rentan.

Guna menyukseskan program ini, kota - kota besar di Jawa Bali dan perlunya hemat energi. Konsumsi energi listrik di Indonesia terfokus di Jawa Bali atau 78 persen total kesleuruhan konsumsi listrik nasional karena 68 persen konsumennya berada di Pulau Jawa Bali. Bagian Indonesia yang lain mendapatkan porsi lebih kecil.


Contact Center