Penyediaan Energi Bersih Dapat Turunkan 50 Persen Polusi Udara

Selasa, 19 Juli 2016 | 13:39 WIB | Ferial

EBTKE-- Penyediaan energi bersih berpotensi menurunkan dampak negatif polusi udara hingga 50 persen ditahun 2040.

Ini tertuang dalam World Energy Outlook (WEO) 2016 oleh International Energy Agency (IEA)  yang kali ini fokus dalam menyediakan akses energi bersih secara luas dan berkelanjutan melalui teknologi yang telah ada dan kebijakan energi yang telah terbukti efektif.

Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol  mengatakan buruknya kualitas udara menyebabkan kematian 6,5 juta jiwa pertahun yang mayoritas menimpa kota - kota di Asia dan Afrika dan angka ini diperkirakan bakal mengalami peningkatan drastis jika tidak ada langkah konkret guna menyediakan energi bersih.

"Transformasi sektor energi yang lebih luas sama artinya dengan pemenuhan kebutuhan energi dari sumber - sumber yang tidak mengeluarkan polutan ke udara seperti matahari, air dan angin. Sisanya bisa berasal dari gas alam, dimana polusi udaranya lebih rendah bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil atau biomassa,"kata dia dalam Konperensi Pers peluncuran  WEO 2016 di Jakarta, Selasa, 19 Juli 2016.

Berangkat dari kenyataan tersebut, tambah Fatih, pihaknya akan mendukung pemerintah Indonesia untuk terus melakukan reformasi sektor energi dan siap membantu pelaksanaan gagasan penting Indonesia dalam mendorong rasionalisasi subsidi energi, mempercepat pengembangan energi baru terbarukan dan mempromosikan efisiensi energi.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Sudirman Said memaparkan Indonesia berkomitmen dalam pengembangan energi bersih melalui reformasi disektor energi untuk menjadi kedaulatan energi.

"Reformasi energi tersebut bertumpu kepada tiga pilar yaitu mempromosikan tata kelola pemerintahan yang transparan, dapat dipertanggung jawabkan, adil dan mandiri, kemudian mempersiapkan pemimpin yang profesional dan sumber daya manusia yang dapat memastikan terus berlangsungnya reformasi, serta mempromosikan perubahan manajemen internal sektor energi. "Langkah lain yaitu mempercepat pengembangan energi baru terbarukan dengan komunikasi yang efektif segala pihak, pemantauan secara ketat dan penegakan hukum,"tegas dia.

Sudirman menyadari memastikan ketersediaan energi bersih yang dapat menjangkau seluruh Indonesia bukanlah perkara mudah pasalnya dari sisi geografis dan infrastruktur belum memadai dalam menerangi 17 ribu pulau - pulau yang ada di Indonesia. "Hingga 2025, Indonesia berambisi untuk meningkatkan sumber energi bersih dan terbarukan sampai dengan 25 persen,"katanya.

Meningkatnya permintaan listrik di Indonesia, lanjut dia, tidak dapat dipungkiri belum bisa dipenuhi dari sumber energi bersih dan terbarukan saja, namun juga oleh bahan bakar fosil dengan melaksanakan prinsip efisiensi energi. "Saat ini dari sekitar 1,2 miliar penduduk dunia yang belum terjangkau oleh jaringan listrik, 30 juta diantaranya terdapat di Indonesia,"tutur Sudirman.

Sudirman menjelaskan, masyarakat yang belum mendapatkan akses listrik dan energi kualitas hidupnya juga rendah, sebab masih harus mengandalkan kayu bakar dalam pemenuhan energinya. "Tidak cukup penerangan, fasilitas kesehatan terbatas, kondisi ini memprihatinkan,"tambah dia.

Menurutnya, guna memenuhi kebutuhan energi seluruh masyarakat Indonesia, dicanangkan dengan Program Indonesia Terang (PIT) yang menargetkan bisa melistriki 12.659 desa pada tahun 2020 dengan berbasis pada energi baru terbarukan. "Energi hanya bisa dipenuhi kalau dilakukan dengan pendekatan strategis yaitu mengedepankan kebutuhan jangka panjang seperti kedaulatan, keberlanjutan dan menyediakan akses energi bagi seluruh rakyat,"pungkas Sudirman.


Contact Center