Inventarisasi Gas Rumah Kaca di Sektor Refrigerasi dan Air Conditioning (RAC) di Indonesia

Selasa, 7 November 2017 | 18:25 WIB | Rakhma Wardani

Selama beberapa tahun terakhir, penggunaan peralatan refrigerasi dan tata udara (Refrigeration and Air Conditioning – RAC) terus meningkat terutama karena pertumbuhan penduduk serta suhu bumi yang semakin meningkat. Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) dengan the Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH atas nama Kementerian Federal Jerman untuk Lingkungan, Konservasi Alam, Bangunan dan Keamanan Nuklir (BMUB) melalui proyek Green Chillers NAMA bekerjasama membuat studi inventarisasi gas rumah kaca (GRK) di sector RAC di Indonesia. Berdasarkan studi tersebut, diketahui bahwa pada 2015, kontribusi sektor RAC terhadap total emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 73,31 MtCO2e, dimana paling besar berasal dari subsektor Unitary Air Conditioning (UAC) dengan total emisi sebesar 56 MtCO2e atau setara dengan 51% dari total emisi yang dihasilkan oleh sektor RAC pada 2015. Dengan menggunakan model proyeksi, diperkirakan sekitar 35 MtCO2 dapat direduksi pada 2030, yaitu dengan pengurangan emisi langsung sebesar 13,5 MtCO2e dan emisi tidak langsung sebesar 21,5 MtCO2e.

Diperkirakan konsumsi energi dari sektor RAC mencapai 81,8 TWh pada 2015 atau setara dengan 41% dari total penjualan listrik nasional pada tahun 2015. Konsumsi energi di sektor RAC diproyeksikan akan meningkat menjadi 149,4 TWh pada 2030 untuk skenario Business as Usual (BAU). Subsektor UAC dan domestic refigeration merupakan pengguna energi terbesar yang didominasi oleh peralatan AC split dan kulkas rumah tangga yang masing-masing mewakili 56% dan 18% dari total konsumsi energi sektor RAC pada 2015.

Unitary AC (UAC) dan domestic refrigeration menjadi penyumbang emisi terbesar sekaligus pengguna energi terbesar karena merupakan subsektor dengan tingkat penjualan dan stok terbesar. Pada 2015, total penjualan peralatan dari subsektor UAC mencapai 2,4 juta unit yang didominasi oleh AC split dengan total penjualan sebanyak 2,3 juta unit atau setara 94% pangsa pasar peralatan UAC. Diperkirakan pada 2015, total stok AC split di Indonesia mencapai 13,4 juta unit. Sedangkan untuk subsektor domestic refrigeration, total penjualan kulkas mencapai 5,2 juta unit dengan total stok sebesar 32,4 juta unit.

Dengan menerapkan penggunaan teknologi terbaik dan penggunaan refrigeran alami, sektor RAC dapat memberikan potensi penghematan biaya serta energi sebesar 26,6 TWh pada 2030 atau penghematan energi kumulatif setara 219 TWh pada 2030, dengan 90% dari total potensi penghematan tersebut disumbangkan dari subsektor UAC. Penghematan energi tersebut juga mendukung upaya jaminan keamanan pasokan energi nasional.

Hasil studi inventarisasi di Indonesia tersebut telah dituangkan dalam Laporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca di Sektor Refrigeration dan Air Conditioning (RAC) Indonesia yang diterbitkan GIZ Green Chillers NAMA bekerja sama dengan Ditjen EBTKE KESDM. Laporan dapat diunduh disini untuk versi Bahasa Indonesia dan disini untuk versi Bahasa Inggris. (RWS)


Contact Center