Pelatihan Net Zero Healthy Building bersama GBCI

Kamis, 5 November 2020 | 09:10 WIB | Humas EBTKE

JAKARTA – Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dunia untuk turut serta bergerak dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca, semakin meningkat pula inisiatif-inisiatif  yang mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah program pembangunan gedung baru, pengembangan gedung lama atau renovasi gedung, yang dalam proses pembangunan hingga operasi gedung harus bebas karbon, secara global disebut Net Zero  Building.

Pekan ini, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi melalui Direktorat Konservasi Energi yang bekerja sama dengan Green Building Council Indonesia (GBCI) menyelenggarakan pelatihan Net Zero Healthy Building. Melalui pelatihan ini diharapkan masyarakat, khususnya pemangku kepentingan yang berkaitan dengan pembangunan dan pemanfaatan bangunan/gedung dapat berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program Net Zero Building yang sangat membantu untuk mengurangi karbon yang dihasilkan oleh bangunan. Adapun narasumber yang mengisi pelatihan ini antara lain Hendro Gunawan (Kasubdit Bimbingan Teknis dan Kerja Sama Konservasi Energi), Iwan Prijanto (Ketua Umum GBCI), Dr. Peter Graham (Executive Director Global Buildings Performance Network), dan Ir. Rana Yusuf Nasir (Ketua Dewan Pakar MASKEII).

Berbicara mengenai Net Zero Building, tidak lepas dari Zero Energy Building, yang dapat diartikan secara harafiah adalah bangunan tanpa energi. Bangunan yang dipergunakan untuk hunian atau komersial yang mampu mereduksi kebutuhan energi secara efisien dan menyeimbangkan antara energi yang dihasilkan dengan energi yang dihasilkan oleh energi terbarukan. Prinsip utama konsep ini adalah meminimalkan beban bangunan, memaksimalkan efisiensi energi, memanfaatkan produksi energi terbarukan, meminimalkan konsumsi energi bangunan dengan tujuan bangunan mampu memenuhi kebutuhan energinya sendiri bahkan lebih.

Menurut Environmental Protection Agency (EPA), konsep Net Zero terdiri dari 3 komponen yaitu:

- Mencapai Net Zero Water,  berarti membatasi konsumsi dari suatu sumber air, mengolah air hasil buangannya, dan menyalurkannya kembali ke sumber yang sama supaya tidak menghabiskan sumber daya air pada suatu tempat tertentu.

- Mencapai Net Zero Energy, berarti menghasilkan energi dari sumber yang terbarukan, sebanyak energi yang diperlukan suatu bangunan selama satu tahun.

- Mencapai Net Zero Waste, berarti mengurangi, menggunakan kembali, dan memperbaiki barang bekas dan bisa menambah nilai barang tersebut sehingga tidak perlu dibuang ke penampungan sampah.

Pada dasarnya, dalam mengaplikasikan Net Zero Building yang harus diperhatikan adalah bagaimana menyeimbangkan antara jumlah sumber daya yang dipakai dengan jumlah sumber daya yang dihasilkan. Sehingga desain bangunan akan memegang peranan yang sangat penting untuk mengurangi konsumsi sumber daya sebanyak mungkin, sehingga beban untuk menghasilkan sumber daya menjadi lebih ringan.

Pada forum pelatihan ini, disampaikan beberapa upaya dasar yang dapat dilakukan menuju Net Zero Building antara lain:

- Mengukur efisiensi energi pada bangunan/gedung dengan menghitung Intensitas Konsumsi Energi melalui pembagian konsumsi energi setahun (KWH) dengan luas lantai yang dikondisikan (m2).  Apabila gedung kita tidak efisien artinya terdapat pemborosan energi dalam pemanfaatan gedung.

- Menurunkan permintaan/kelebihan energi, meningkatkan efisiensi dan melengkapi kekurangan kebutuhan energi malalui pemanfaatan energi terbarukan.

Sebagai informasi, Pemerintah menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 314 juta ton CO2 di tahun 2030. Bidang Pembangkit Listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) ditargetkan dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 156,6 juta ton CO2. Sesuai dengan Ratifikasi Paris Agreement pada saat Conference on Parties (COP) 22 di Morocco pada bulan November 2016 yang lalu, Indonesia berkomitmen untuk mengurasi emisi gas rumah kaca hingga tahun 2030 sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional. Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah melakukan berbagai upaya mitigasi dan konservasi energi. (RWS)


Contact Center