Persiapan Pelaksanaan Mandatori Biodiesel B40

Kamis, 10 Desember 2020 | 16:35 WIB | Humas EBTKE

JAKARTA – Pengembangan biodiesel menjadi salah satu program percepatan pengembangan energi baru terbarukan yang tengah diupayakan oleh Pemerintah. Capaian tahun 2019, biodiesel memberikan kontribusi yang besar sekitar 30% dari total capaian bauran EBT. Meski banyak tantangan dalam pelaksanaan mandatori B30 pada masa pandemi Covid-19 saat ini, Pemerintah tetap berkomitmen untuk terus melaksanakan pengembangan B30, yang menjadi bagian dari upaya substitusi energi primer/final dengan tetap menggunakan teknologi yang sudah ada.

“Dari capaian yang ada, bisa kita lihat peran biodiesel sangat besar, untuk mengejar target 23% di 2025 memang kita berupaya untuk bisa mendorong ataupun melakukan akselerasi agar target yang sudah kita tetapkan bisa kita capai. Dimasa pandemi ini, dari upaya-upaya yang sudah kita lakukan maka subsitusi energi itulah yang paling mudah, murah dan cepat untuk dilaksanakan,” tutur Direktur Bioenergi, Andriah Feby Misna dalam Webinar “Keberlanjutan Program B30 Tahun 2021 yang berlangsung hari ini (Kamis, 10/12). Selain pengembangan biodiesel, Pemerintah juga tengah berupaya melaksanakan susbstitusi energi primer melalui cofiring biomassa pada PLTU dengan target produksi listrik sebesar 0,76 juta SBM.

Untuk pelaksanaan program B30 tahun ini, Feby mengungkapkan adanya beberapa tantangan seperti terhambatnya beberapa kegiatan komisioning di industri yang sedang melakukan ekspansi. Oleh karenanya, Pemerintah menetapkan beberapa kebijakan antisipatif yang bersifat dinamis terkait perencanaan alokasi pengadaan dan kebutuhan insentif untuk menyesuaikan perubahan yang mungkin terjadi. Sementara itu, terkait rencana pengembangan B30, Feby menuturkan bahwa saat ini Direktorat Jenderal EBTKE sedang melakukan persiapan pelaksanaan mandatori B40 sebagaimana arahan Presiden, meski terdapat beberapa tantangan dalam upaya pengembangan tersebut.

“Kita saat ini sedang melakukan persiapan. Berdasar arahan dari Presiden diharapkan di tahun 2021 sudah B40, jadi kita sudah melakukan persiapan dari tahun 2020 kemarin. Kita akui, ada beberapa tantangan yang dihadapi yang datangnya dari aspek teknologi, teknis, finansial, feedstock, dan inftrastruktur pendukung,” ujar Feby. Adapun berbagai upaya yang perlu dilakukan untuk penerapan B40 dan B50 antaralain meningkatkan kapasitas produksi Badan Usaha (BU) BBN, memperbaiki spesifikasi biodiesel, memperhatikan ketersediaan dana insenstif, meningkatkan sarana dan prasarana BU BBM dan melaksanakan uji jalan untuk seluruh sektor pengguna.

Lebih lanjut, Feby menjelaskan beberapa upaya persiapan yang telah dilaksanakan menuju implementasi program B40. Upaya itu antaralain melakukan kajian teknis dan keekonomian dimana dari hasil kajian tersebut akan dilakukan revisi SNI biodiesel untuk spesifikasi yang akan digunakan untuk B40 ataupun B50, serta penyusunan SNI greenfuel karena petani saat ini sudah dapat menghasilkan greenfuel D100 dan dapat menjadi opsi untuk campuran B40 ataupun B50. Selain itu, Ditjen EBTKE juga telah menyiapkan kebijakan pendukung untuk memastikan pelaksanaan program berjalan dengan baik seperti kebijakan insentif. Berikutnya, akan dilakukan kajian terkait perlu tidaknya roadtest dan memastikan kesiapan BU BBN khususnya sisi kapasitas produksi maupun dari sisi spesifikasi produk yang dihasilakan ketika digunakan untuk pencampuran.

“B30 ke B40 artinya semakin besar volume dari biodiesel yang akan dikirimkan kemudian juga distribusinya dan bagaimana untuk lingkungannya, ini juga harus disiapkan dari sekarang. Untuk  program bio-refinery ini juga kita masukkan kedalam program strategis nasional. Kita juga mendorong kedepan nantinya bioenergi berjalan dengan baik. Upaya yang lain, akan ada sosialisasi secara masif sehingga program ini benar-benar menjadi program kita bersama dan diterima oleh seluruh masyarakat,” tandas Feby.

Peran Bahan Bakar Nabati atau dalam hal ini Biodiesel cukup besar dalam pencapaian EBT, 2% dari Biodiesel. Dengan pencampuran B30 mungkin nanti jauh lebih besar lagi, apalagi jika bisa B40 dan seterusnya. Manfaat yang didapat dari program BBN cukup besar juga berdampak pada penghematan devisa dengan mengurangi impor. (RWS)


Contact Center