Peningkatan Pemanfaatan Energi Surya Butuh Kolaborasi dan Sinergi Kuat

Tuesday, 25 July 2023 | 13:50 WIB | Humas EBTKE

 

JAKARTA -- Sebagai ketua Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) 2023, Indonesia mengambil langkah signifikan menuju masa depan yang berkelanjutan dan lebih hijau dengan suksesnya penyelenggaraan acara ASEAN Solar Summit 2023.

Kawasan ASEAN sendiri memiliki sumber daya sebagai bahan baku utama kompenan energi surya. Untuk meningkatkan pemanfaatan energi surya saat ini, diperlukan kolaborasi dan sinergi antarnegara di kawasan Asia Tenggara. Demikian pernyataan yang disampaikan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan (EBTKE) Kementerian EESDM Dadan Kusdiana dalam sambutan di acara ASEAN Solar Summit 2023 di Jakarta, Selasa (25/7).

"Hal ini perlu dilakukan melalui kerja sama dan kolaborasi yang kuat antar negara ASEAN untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan secara masif, khususnya energi surya," kata Dadan.

ASEAN lanjut Dadan, memiliki keunggulan dalam hal rantai pasokan tenaga surya, termasuk kelimpahan mineral dan bahan utama komponen energi surya.

"Penting untuk membawa wawasan dari acara ini ke pertemuan menteri energi ASEAN bulan depan untuk menyuarakan seruan sebagai tindakan upaya konsolidasi dalam meningkatkan implementasi energi surya di kawasan, dan mengembangkan rantai pasokan industri surya di negara kita," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian RI Taufiek Bawazier mewakili Menteri Perindustrian menyatakan, Kementerian Perindustrian terus mendorong tumbuhnya industri energi surya dalam negeri yang saat ini kapasitas telah mencapai produksi industri mencapai ekuivalen 1.600 Mega Watt.

"Pasar domestik saat ini dengan skala ekonomi belum sepenuhnya terpenuhi. Koordinasi dan kolaborasi dalam perencanaan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sangat diperlukan, melibatkan usaha kecil dan menengah (UKM), kementerian terkait, pemerintah daerah, dan swasta.

Dengan demikian, pengembangan produk panel surya dapat sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan untuk konstruksi panel surya," kata Taufiek.

Spesifikasi modul panel surya produksi dalam negeri menurut Taufiek harus ditingkatkan kualitasnya untuk memenuhi kebutuhan panel surya yang terus meningkat terutama untuk modul dengan kapasitas puncak di atas 550 watt.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa menyatakan bahwa terdapat beberapa peluang ekonomi baru dalam memenuhi target Perjanjian Paris untuk membatasi kenaikan suhu global 1,5 derajat dan memerangi krisis iklim.

"Hal tersebut bisa dicapai, jika kita secara kolektif bertindak dengan berani dan ambisius untuk melakukan transisi energi dalam sistem energi kita dari bahan bakar fosil ke energi bersih. Di sinilah energi surya memainkan peran penting. Asia Tenggara harus memastikan akses yang terjangkau ke teknologi tenaga surya dengan membangun manufaktur modul surya dan rantai pasokan yang mencakup polisilikon, ingot, dan komponen lainnya," tegas Tuwima.

Fabby mendesak agar negara anggota ASEAN untuk mengejar kerja sama yang kuat dalam mengembangkan kemampuan manufaktur panel surya dan berinvestasi dalam rantai pasokan panel surya dengan meningkatnya permintaan domestik yang berfungsi sebagai pasar jangkar.

"Kami meminta Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM, dalam pertemuan tingkat menteri yang akan datang, untuk membahas kemungkinan pembentukan rantai pasokan dan manufaktur modul surya di ASEAN. Inisiatif ini akan memperkuat kepentingan ekonomi bersama dan mendorong kemakmuran di kawasan," ujar Tumiwa.

ASEAN Solar Summit 2023 merupakan acara ajang diskusi pemimpin, pakar, dan pemangku kepentingan dari seluruh dunia untuk mempromosikan energi surya sebagai pendorong utama dalam transisi energi di kawasan. Acara ini digagas oleh Kementerian ESDM berkolaborasi dengan Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) dan Institute for Essential Services Reform (IESR).

Acara ini sendiri bertujuan untuk meningkatkan dan mempercepat transisi energi di negara-negara anggota ASEAN dengan energi surya, memupuk kemitraan aktif yang berfokus pada energi surya di kawasan dan secara global, mendorong investasi energi bersih, dan memamerkan cerita sukses pengembangan energi surya untuk pertukaran pengetahuan.

Pertemuan monumental ini dihadiri oleh perwakilan negara ASEAN dan negara mitra, pemerintah, pelaku bisnis, lembaga pembiayaan, dan organisasi non pemerintah, yang membahas aspek-aspek penting dari penyebaran energi surya, termasuk kerangka kerja kebijakan, inovasi teknologi, dan strategi investasi berkelanjutan. (RWS)

 


Contact Center