Lelang Terbuka Demi Tekan Subyektivitas

Tuesday, 20 January 2015 | 15:30 WIB | Ferial

EBTKE--Lelang terbuka untuk posisi pejabat eselon I yang dilakukan Kementerian ESDM saat ini, antara lain bertujuan menekan subyektivitas. Oleh karena itu, lebih dari 60 persen anggota panitia lelang jabatan merupakan pihak dari luar Kementerian ESDM.

“Saya punya kewenangan penuh untuk memutuskan siapa yang (menjabat) eselon I, siapa yang (menjabat) eselon II, tapi saya berusaha mengurangi subyektivitas saya. Di dalam diskusi nanti, ada proses-proses seleksi, paper, assessment dan pada waktunya akan diputuskan (pejabatnya). Prosesnya sedang berlangsung dan insya Allah pertengahan Februari, kita akan selesai,” kata Menteri ESDM Sudirman Said dalam sambutannya pada pelantikan empat pejabat eselon II di lingkungan Kementerian ESDM, Senin, 19 Januari 2015.

Para peserta lelang terbuka ini, berasal dari berbagai institusi. Khusus kepada pejabat eselon I Kementerian ESDM yang masa kerjanya masih lama, Menteri ESDM telah meminta mereka untuk ikut melamar. “Bukan kita tidak percaya pada yang ada, tapi saya ingin membangun kebiasaan, jabatan, amanah. Kewenangan itu harus juga ada resiprokal (timbal balik). Kalau saya ditempatkan di situ, saya mau melakukan apa? Jadi bukan semata-mata ditugasi dan ketika terjadi sesuatu, mengatakan kan saya ditugasi. Harus ada interaksi antara yang dipilih dan yang memilih,” tegas Sudirman.

Para pejabat eselon I juga telah diminta untuk mengidentifikasi para pejabat eselon II yang dianggap mampu untuk ikut serta dalam lelang terbuka posisi jabatan eselon I ini. Dengan demikian, jika ada pejabat yang nantinya dapat terus menjabat karena lolos seleksi, bukan sesuatu yang luar biasa.

Selain melantik empat pejabat eselon II di lingkungan Kementerian ESDM, Menteri ESDM juga telah menandatangani SK pemberhentian dari jabatannya 10 pejabat eselon II. Untuk selanjutnya, akan ditunjuk pelaksana tugas, sembari menunggu hasil lelang terbuka untuk pejabat eselon II.

Kepada 10 pejabat tersebut, Menteri ESDM meminta agar tidak menganggapnya sebagai akhir dari dunia. Ini merupakan kesempatan untuk beristirahat. “Saya mengumpamakan seperti sedang jalan di jalan tol, masuk rest area sebentar. Di rest area, kita bisa mengisi bahan bakar, ke toilet, sholat, makan, bisa juga menata lagi rute ke depan, mau keluar tol lewat mana. Terima dengan positif karena saya tidak punya niat jelek sama sekali. Saya punya niat baik dan dipilihnya sepuluh orang itu bukan karena keputusan saya (melainkan baperjakat oleh pejabat eselon I),” paparnya.

Pengambilan keputusan berdasarkan Baperjakat oleh para pejabat eselon I, menurut Sudirman, lantaran dirinya tidak mau gegabah karena pihak yang paling mengetahui kinerja para pejabat tersebut adalah atasan masing-masing. Demikian pula mengenai integritas dan perilaku.

Dalam kesempatan itu, Sudirman kembali menekankan pentingnya menata organisasi dan memberikan kesempatan kepada pihak yang berprestasi serta menonjol secara perilaku.


Contact Center