Rp441 Miliar Untuk Program Indonesia Terang

Jumat, 22 April 2016 | 07:47 WIB | Ferial

EBTKE-- Pemerintah telah alokasikan dana sebesar Rp441 miliar untuk Program Indonesia Terang (PIT) pada tahun ini di enam provinsi yaitu Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Dengan dana sebesar tersebut 9,4 megawatt (MW) pembangkit listrik dapat dikembangkan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Sudirman Said secara keseluruhan PIT akan memerlukan investasi sekitar Rp 100 triliun, dengan harapan 80 persen di antaranya akan dipenuhi oleh investasi korporasi, dan APBN akan menyangga 20 persen dari kebutuhan investasi. "Untuk itu pmebentukan Dana Ketahanan Energi (DKE) menjadi semakin penting dan mendesak,"kata dia di Papua, Kamis, 21 April 2016.

Dalam peta ketenagalistrikan, lanjut dia, saat ini masih terdapat 12.659 desa yang belum terlistriki secara memadai. "Bahkan 2.519 desa di antaranya masih benar benar gelap, tak tersentuh aliran listrik. Dapat dibayangkan desa desa ini pasti terbelakang, tidak dapat menjangkau sumber informasi, akses kesehatan, dan tidak ada kemampuan meningkatkan taraf hidupnya,"ungkap Sudirman.

Menurut dia, begitu listrik masuk ke desa-desa tersebut, maka di samping penerangan, masyarakat akan terbuka aksesnya ke pendidikan, kesehatan, komunikasi, teknologi, dan perbaikan kesejahteraan melalui pembangunan usaha dan perekonomian. "Tak berlebihan jika listrik harus kita tempatkan lebih dari sekedar infratruktur, tetapi pembuka peradaban yang lebih baik,"tutur Sudirman.

Melistriki kabupaten Maybrat dan 12.659 desa lainnya di seluruh tanah air bukanlah pekerjaan biasa, atau proyek semata. Program Indonesia Terang adalah sebuah gerakan (movement) yang memerlukan dukungan dari seluruh stakeholders: Pemerintah Pusat, DPR RI, Pemerintah Daerah, DPRD, PLN, bahkan investor.

Guna mensukseskan PIT, Sudirman berjanji pihaknya akan menyiapkan berbagai insentif, baik dana pendamping, dana pembangunan rintisan, maupun bentuk insentif lainnya seperti kebijakan tarif. "PIT juga menjadi platform untuk memacu pembangunan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), karena jenis energi baru dan terbarukan yang paling cocok mengatasi kesenjangan di wilayah yang jauh dari jaringan listrik nasional,"ujarnya.

Lebih lanjut Sudirman memaparkan, beragamnya tingkat pemenuhan kebutuhan kelistrikan di berbagai wilayah, menjadi jawaban mengapa kebijakan Regionalisasi yang sedang dirintis oleh PLN adalah kebijakan yang tepat pasalnya mengelola pembangunan ketenagalistrikan secara tersentral, sudah tidak akan mampu menjawab tantangan pertumbuhan ke depan . "Dengan regionalisasi, pengelolaan PLN akan semakin dekat dengan masyarakat, semakin dapat melakukan diferensiasi pendekatan; karena setiap wilayah memiliki kemajuan, tantangan, dan kebutuhan yang berbeda,"kata dia.

Menutup sambutan, Sudirman juga menekankan patu diingat bahwa di distrik Kambuaya yang terpencil dan dahulu sama sekali tak berlistrik inilah Prof Baltasar Kambuaya, mantan Menteri Negara Lingkugan Hidup lahir dan dibesarkan. "Bayangkan jika listrik masuk di Maybrat dan di 12.659 desa lainya, akan makin banyak anak anak Indonesia menjadi sehat tercerdaskan dan ribuan Profesor akan lahir dari seluruh pelosok negeri,"pungkas dia.


Contact Center