Pemerintah Optimis Target Energi Terbarukan Tercapai

Minggu, 21 Agustus 2016 | 18:10 WIB | Ferial

Jakarta-Pemerintah yakin target ambisius penambahan pembangkit energi terbarukan hingga 23 persen tercapai pada 2023.

Rida Mulyana, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian ESDM mengatakan target itu bukan pilihan, tapi merupakan keharusan. "Agar target ini tercapai, maka semua pihak harus ikut turut serta dalam mengembangkan EBT," tegasnya. Target yang harus tercapai dalam 8 tahun ini, ia yakini tidak akan terpengaruh kendati ada pemotongan anggaran di direktoratnya.

"Kita mengenjot EBT dengan regulasi yang ada, semua pihak harus mendukung percepatan pengembangan EBT," jelasnya.

Pemerintah, tambah dia, sudah melakukan berbagai upaya untuk mendorong hal ini. Salah satunya dengan pengaturan bonus produksi. "Kenapa kita mengatur mengenai bonus produksi adapah untuk mengakomodir manfaatnya untuk daerah disekitar PLTP yaitu pemda dan masyarakat."

Ketua Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Abadi Poernomo mendukung pernyataan Rida. Dia sepakat  pemerintah sudah menunjukkan berbagai upaya.

"Kehadiran pemerintah sudah ada. Jika kita melihat tahun-tahun sebelumnya, ketika pemerintah melakukan regulasi dengan cepat," ujarnya. Saat ini, menurut Abadi, ganjalan pengembangan EBT malah datang dari BUMN. "Dimana BUMN masih memiliki cara pandang yang lama (least cost). Seperti PLN yang memiliki kendala ada pada UU BUMN mengharuskan mereka memperoleh laba, dimana UU ini merupakan pegangan Direksi PLN. Kita baru maju satu langkah namun dengan adanya isu-isu sepert ini yang ramai di masyarakat membuat kita jadi mundur 10 langkah."

 Anggota Komisi VII, Kurtubi menyadari bahwa dengan situasi saat ini, dimana harga minyak dunia murah, sementara harga EBT meningkat menjadi halangan. "Tapi EBT kedepan bisa punya peran sangat besar. Panas bumi adalah karunia Tuhan yang besar dan harus dimanfaatkan."
Dia mengusulkan untuk menekan biaya produksi EBT ada beberapa hal yang bisa dilakukan. "Seperti biosolar campurannya 20 persen jangan sampai 30 persen karena harga costnya akan lebih mahal."

Muchsin, pakar energi dari ITS menjelaskan pengembangan EBT harus dilihat manfaat jangka panjang.  "Jangan bicara tentang investasi yang mahal karena ini long term."

Dia mengingatkan pemerintah bahwa ada tiga hal yang menjadi kunci kesuksesan EBT, yakni harmonisasi regulasi, tarif yang ekonomis dan iklim investasi. (Ledy/NB)).


Contact Center