EBT Beri Kontribusi 1.500 MW Untuk Listriki 10.300 Desa

Selasa, 8 November 2016 | 16:35 WIB | Ferial

EBTKE-- Kementerian ESDM cq Direktorat Jenderal EBTKE bekerjasama dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), serta didukung oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) menyelenggarakan lokakarya Program Indonesia Terang (PIT).

Lokakarya PIT mengusung tema "Elektrifikasi Pedesaan Untuk Memberantas Kemiskinan dan Memperkuat Ekonomi Lokal". Lokakarya ini bertujuan untuk mendengarkan masukan terhadap skema bisnis model yang selama ini dikembangkan dalam PIT.

Direktur Jenderal EBTKE Rida Mulyana mengatakan pihaknya melakukan berbagai upaya guna mengalirkan akses listrik bagi masyarakat antara lain program 35.000 Megawatt dan program listrik perdesaan.  

"Dalam rangka mempercepat penyediaan listrik di daerah perdesaan, Kementerian ESDM dengan dukungan JICA sedang mengembangkan Program Indonesia Terang. Program ini bertujuan untuk menyediakan akses listrik bagi 10.300 desa dengan total 2,5 juta rumah tangga sampai akhir tahun 2019 sehinga rasio elektrafikasi menjadi 97 persen seperti ditargetkan oleh RPJMN 2015-2019 dapat tercapai,"kata dia dalam sambutannya mewakili Menteri Energi dan Sumber daya Mineral (MESDM) Ignasius Jonan, di Jakarta, Selasa, 08 November 2016.

Rida menjelaskan, PIT ini akan memprioritaskan memprioritaskan pemanfaatan potensi sumber energi baru dan terbarukan setempat. "Pada tahap awal, program ini akan difokuskan pada wilayah Indonesia Timur, antara lain Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Secara bertaham, PIT akan bergerak ke Indonesia bagian Tengah dan Barat,"kata dia.           

Adapun desa yang menjadi sasaran PIT tersebar, lanjut Rida, di wilayah terpencil, tertinggal, dan terluar, yang selama ini sulit dijangkau oleh jaringan listrik nasional yaitu dengan memanfaatkan energi energi baru dan terbarukan yang tersedia setempat, seperti energi surya, air, bayu, dan biomassa, maka pembangunan fasilitas kelistrikan mandiri dengan sistem off-grid atau tanpa terhubung dengan jaringan pusat sangat dimungkinkan.

"Berdasarkan kajian JICA, PIT berpotensi untuk mengembangkan hingga 1.500 Megawatt (MW) potensi energi terbarukan yang pada akhirnya berkontribusi terhadap target peningkatan porsi EBT pada bauran energi nasional sebesar 23 persen pada taun 2025,"tambahnya.

Menurut dia, dalam pelaksanaan program tersebut tidak hanya mengandalkan pembiayaan dari pemerintah, tetapi mengkombinasikan mekanisme anggaran negara dengan mekanisme sumber dana lainnya- misalnya swasta, hibah, dan pinjaman baik dari dalam maupun luar negeri, untuk mengurangi beban pembiayaan dari pemerintah. "PIT juga menawarkan berbagai opsi model implementasi yang memungkinkan keterlibatan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, organisasi Internasional, swasta, sampai komunitas,"tutur Rida.

Lebih lanjut dia menjelaskan, saat ini konsep PIT masih terus dimatangkan agar dapat benar-benar mewujudkan tujuannya dan berguna bagi masyarakat yaitu melistriki wilayah-wilayah di Indonesia adalah lebih dari sekedar mengejar target rasio elektrifikasi namun juga mewujudkan keadilan bagi masyarakat yang belum menikamti listrik. "Dengan adanya infrastruktur dasar, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya dan ikut serta dalam pembangunan ekonomi nasional,"pungkas Rida. (Novi Beatrix/Ledy Anindya).

 

 


Contact Center