Gelaran Pengembangan dan Perkembangan Industri Panas Bumi Era Transisi Energi

Selasa, 17 Mei 2022 | 18:50 WIB | Humas EBTKE

JAKARTA – Pemerintah terus mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk turut mendukung optimalisasi pemanfaatan panas bumi dalam upaya transisi energi dan meningkatkan investasi dalam bidang panas bumi. Sejumlah tantangan pengembangan panas bumi dijadikan peluang melalui kerjasama yang saling bersinergi.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Dadan Kusdiana saat peluncuran The 8th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2022 hari ini (17/5).

Sesuai dengan Green RUPTL PT PLN (Persero) 2021-2030, penambahan kapasitas PLTP ditargetkan mencapai 3.355 MW, dimana proyek PLTP yang sudah ada badan usaha sebesar 2.650 MW atau 78,9% dari total rencana. Sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan panas bumi hingga 18 GW untuk mendukung transisi energi dan meningkatkan investasi dalam panas bumi, Pemerintah telah menyiapkan beberapa kebijakan.

“Kita punya waktu sekitar 8 tahun untuk mencapai target tersebut, kita upayakan bersama. Tantangan dalam pengembangan panas bumi hendaknya tidak dipersempit menyangkut tarif saja. Tantangan yang ada kita selesaikan dan jadikan peluang sehingga diperlukan kerjasama yang sinergi,” tutur Dadan.

Pemerintah sudah menyediakan insentif yang lengkap dan ikut terlibat dalam mengurangi resiko pengembangan melalui kegiatan government drilling. Selain itu, telah dibentuk Tim khusus yang melakukan monitoring kemajuan pengembangan panas bumi yang sudah masuk dalam RUPTL.

Beberapa kebijakan yang disiapkan Pemerintah sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan panas bumi untuk mendukung transisi energi dan meningkatkan investasi dalam panas bumi diantaranya rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Pengembangan ET untuk Penyediaan Tenaga Listrik, dimana didalamnya mengatur pembelian listrik energi terbarukan oleh PT PLN (Persero). Tak hanya itu, kegiatan eksplorasi panas bumi oleh Pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi risiko eksplorasi  yang dihadapi para pengembang. Pemerintah menyediakan akses pendanaan murah seperti Fasilitas Geothermal Resource Risk Mitigation yang dapat membantu pendanaan proyek panas bumi terutama fase eksplorasi. Pemerintah juga mendorong inovasi teknologi dan implementasi skema bisnis baru, seperti produksi green hydrogen, direct-use, power wheeling, perdagangan karbon, hingga peluang CCS/CCUS pada proyek panas bumi. Inovasi-inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan kelayakan dan daya saing proyek panas bumi.

Pada kesempatan tersebut Dadan juga menyampaikan bahwa Direktorat Panas Bumi selalu siap menjadi fasilitator atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi para pengembang panas bumi di Indonesia diantaranya yang menyangkut perizinan.

“Kami siap memfasilitasi untuk hal-hal yang nanti ada kaitannya dengan Pemerintah, khususnya yang terkait dengan KESDM, untuk memfasilitasi proses perizinan ini. Kami posisinya di situ ya, untuk meminta klarifikasi kalau ada urusan dengan Kementerian yang lain, nah kita sudah berhasil untuk memulai,” tandasnya.

Tentang IIGCE 2022

Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) didukung oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan & Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) akan menyelenggarakan kegiatan The 8th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2022 pada tanggal 14 - 16 September 2022 mendatang di Jakarta Convention Center dengan mengangkat tema “Geothermal: The Sustainable Energy for Green Recovery, Energy Transisition, and Security”.

The 8th IIGCE 2022 akan meliputi program Convention, Exhibition, Technical Paper, dan Field Trip. Program Technical Paper menjadi kesempatan yang paling ditunggu oleh para akademisi dan juga profesional untuk mempresentasikan isu-isu maupun perkembangan up to date terkait industri panas bumi berdasarkan topik-topik yang mereka pilih. Selain itu, kegiatan Field Trip ke wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Sokoria, Ende yang dioperasikan oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power akan menjadi suatu perjalanan eksplorasi yang lengkap dalam mengetahui dan memahami panas bumi secara detail.

Dadan mengapresiasi API yang secara konsisten melakaksanakan penyelenggaraan IIGCE. “Kami berharap IIGCE 2022 dapat menjadi flatform pengembangan panas bumi, menjadi forum juga bagi seluruh masyarakat, NGO secara luas dan semakin terbuka atas resiko dan keuntungan, tidak semata-mata forum teknologi dan financing (traditional forum),” ujarnya.

Dalam sambutannya, Ketua API Prijandaru Effendi menyampaikan bahwa the 8th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2022 adalah rangkaian kesuksesan dari acara-acara sebelumnya yang telah diselenggarakan sejak tahun 2013 sebagai wadah untuk memenuhi maksud tersebut diatas dan juga sebagai side events dalam memperkuat komitmen Indonesia di dalam Konferensi Tingkat Tinggi G-20 yang salah satu fokus utamanya adalah transisi energi untuk menjamin akses atas kebutuhan energi, teknologi yang menunjang pengembangan energi bersih serta dukungan dana yang berkelanjutan.

The 8th IIGCE 2022 merupakan momen penting bagi pengembangan panas bumi, karena bersamaan dengan G20 di Indonesia yang mengandung semangat yang sama Aksesibilitas, Financing dan Techlogy pada program Transisi Energi. Diharapkan IIGCE 2022 tidak hanya mendapatkan usefull thinking tetapi juga action plan yang nyata dalam langkah pengembangan panas bumi.

“Pemerintah sudah menunjukkan keseriusannya dalam pengembangan panas bumi melalui solusi-solusi dan simplifilasi peratuaran-peraturan serta ikut serta melakukan kegiatan pengeboran (government drilling). Pemerintah harus didukung oleh dunia usaha dalam pengembangan panas bumi,” pungkas Prijandaru. (RWS)


Contact Center