Sampai 2014, Kontribusi Energi Baru Terbarukan Pada Listrik Nasional 21 Persen

Jumat, 5 Desember 2014 | 15:00 WIB | Ferial

EBTKE-- Isu energi saat ini telah menjadi sorotan dunia, pasalnya seiring berjalannya waktu energi menjadi modal utama pembangunan dan disamping itu menjadi kebutuhan dasar rakyat.

Keberadaan energi berbasiskan sumberdaya fosil yang semakin hari cadangannya semakin menipis dan semakin langka mengakibatkan harga menjadi cenderung meningkat sehingga bisa menjadi faktor penyebab krisis geopolitik. Saat ini sebagian besar sumber energi di Indonesia 94 persen dari total penyediaan energi nasional yang masih bergantung dari energi fosil.

Indonesia memiliki ketergantungan tinggi terhadap energi yang berasal dari import untuk memenuhi kebutuhan nasionalnya. Pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam implementasi konservasi energi dapat meningkatkan kedaulatan energi.

International Renewable Energy Agency (IRENA) memperkirakan pada tahun 2030 bauran total energi meningkat dua kali lipat termasuk target efisiensi dan akses energi modern. Prediksi IRENA lainnya pada tahun yang sama bauran energi baru terbarukan meningkat tiga kali lipat berdasarkan total konsumsi energi global.

Sampai tahun 2014, kapasitas terpasang pembangkit listrik berbasis energi terbarukan sebesar 10.744,16 megawatt (MW) atau 21 persen dari kapasitas terpasang kumulatif pembangkit listrik nasional sebesar 51.981 MW. "Walaupun masih sedikit kapasitasnya, tapi capaian ini tidak terlalu buruk,"ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Rida Mulyana pada saat melakukan paparan di acara SIMGRESNAS IATMI XIII (Simposium Nasional & Kongres IATMI ke XIII) di hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis, 04 Desember 2014.

Rida menjelaskan, guna mendorong pengembangan energi baru terbarukan pada masa mendatang pemerintah telah menyusun rencana diantaranya yaitu meningkatkan kerjasama antar stakeholder yang terkait dengan pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi, kemudian mendorong keterlibatan industri lokal, lalu mendorong kontribusi perbankan nasional dalam pengembangan energi baru terbarukan dan upaya konservasi energi. "Kami juga melakukan diseminasi program efisiensi energi kepada masyarakat,"tambahnya.

Upaya lain, lanjutnya, pembangunan infrastruktur oleh pemerintah dan terakhir memberikan insentif untuk pengembangan energi baru terbarukan dan upaya konservasi energi. "Insentif berupa dukungan kebijakan fiskal, subsidi, feed in tariff, penciptaan pasar melalui kebijakan mandatori serta kebijakan investasi,"pungkasnya.


Contact Center