11 Perusahaan Pasok FAME Untuk Biodiesel

Jumat, 6 November 2015 | 09:09 WIB | Ferial

EBTKE--Pemerintah menetapkan 11 perusahaan produsen yang akan memasok kebutuhan unsur nabati (fatty acid methyl ester/FAME) PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo guna menjalankan mandatori biodiesel 20 persen (B20). Seluruh perusahaan ini akan langsung memasok FAME tanpa harus melalui proses lelang.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, kesebelas perusahaan tersebut akan memasok kebutuhan FAME Pertamina dan AKR untuk pencampuran solar (biodiesel) selama enam bulan ke depan. Selanjutnya, pemerintah akan menentukan lagi perusahaan mana yang bertugas mengirim FAME untuk enam bulan berikutnya.

“Jadi untuk yang 11 ini akan memasok sampai April tahun depan. Selanjutnya, pada April nanti akan ditentukan lagi siapa yang akan memasok enam bulan berikutnya dari Mei sampai Oktober,” kata dia di Jakarta, Kamis, 05 November 2015.

Kesebelas perusahaan ini akan memasok FAME sebesar 1,87 juta KL, rincinya untuk Pertamina 1,84 juta KL dan AKR 18.470 KL. Tiga perusahaan terbesar pemasok FAME ini adalah PT Wilmar Nabati Indonesia 547.507 KL, PT Wilmar Bioenergi Indonesia 388.304 KL, dan PT Musim Mas 338.982 KL.

Selanjutnya, PT Cemerlang Energi Perkasa mendapat jatah memasok 140.016 KL, PT Pelita Agung Agriindustri 90.552 KL, PT Darmex Biofuels 130.744 KL, PT Ciliandra Perkasa 73.078 KL, PT Anugerahinti Gemanusa 49.362 KL, PT Primanusa Palma Energi 44.189 KL, PT Bioenergi Pratama Jaya 33.375 KL, dan PT Energi Baharu Lestari 20.078.

Sebagian besar perusahaan tersebut akan akan mendistribusikan FAME untuk memenuhi kebutuhan Pertamina. Hanya ada tiga perusahaan yang diberi kuota memasok FAME untuk AKR yakni Musim Mas, Wilmar Bioenergi Indonesia, dan Wilmar Nabati Indonesia.

Menurut Rida, pihaknya sekaligus menunjuk perusahaan yang memasok AKR lantaran diasumsikan badan usaha bahan bakar minyak (BBM) itu bakal ditunjuk mendistribusikan BBM bersubsidi pada tahun depan. Namun, hal tersebut bisa diubah jika nanti AKR tidak ditugasi mengirimkan BBM ke Nusantara.

“Nanti kami koordinasi dengan BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi). Selama ini juga kan AKR dapat (ditugasi distribusi BBM bersubsidi). Kalau tidak ya tinggal dipindah ke Pertamina,” jelas dia.

Penunjukkan langsung perusahaan pemasok FAME ini berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 29 Tahun 2015 pasal 6. Dalam peraturan itu disebutkan badan usaha BBM mengajukan usulan perusahaan pemasok FAME kepada Menteri ESDM. Usulan tersebut selanjutnya dievaluasi oleh Tim Evaluasi Pengadaan BBN Jenis Biodiesel. Dalam menentukan pemasok ini tim mempertimbangkan kemampuan dan kesanggupan produsen FAME.

Rida pernah menjelaskan, metode penunjukkan langsung dipilih karena produsen FAME tidak lagi bersaing masalah harga. Pasalnya, harganya telah ditentukan pemerintah melalui harga indeks pasar (HIP). Saat ini HIP FAME yakni US$ 125 per ton ditambah ongkos angkut sampai titik serah.

Pada tahun ini serapan FAME ditargetkan akan mencapai 966.785 KL, yakni untuk kelistrikan 266.873 KL, transportasi 504 ribu KL dan industri 195.873 KL. Tahun depan, serapan FAME akan naik menjadi 5,15 juta KL, rincinya untuk kelistrikan 1,26 juta KL, transportasi 2,76 juta KL, dan industri 1,12 juta KL.

Melalui mandatori biodiesel 20 persen ini, penghematan devisa diperkirakan akan mencapai US$ 1,94 miliar dengan asumsi harga produk solar di kisaran US$ 60 per barel. Angka ini naik signifikan dari perkiraan penghematan devisa pada tahun ini yang diprediksi sebesar US$ 360 juta pada harga produk solar US$ 60 per barel.


Contact Center