Pemerintah Upayakan 1096 Desa Mendapatkan Akses Listrik Pada Tahun 2017

Rabu, 8 November 2017 | 12:17 WIB | Rakhma Wardani

 

Makassar -- Dalam sisa bulan tahun 2017, Pemerintah tidak berhenti optimis mampu memberikan akses listrik bagi masyarakat di 1096 Desa yang tersebar di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE, Wawan Supriatna dalam kegiatan Penyusunan Rasio Elektrifikasi, Rasio Desa Berlistrik, dan Konsumsi Listrik per Kapita Nasional Semester II Tahun 2017 di Makassar (Rabu, 8/11).

Wawan meyakini bahwa target pembangunan PLTS dengan kapasitas 3.380 kW dan PLTM/H dengan kapasitas 2.022 kW pada tahun ini akan mampu melistriki 10.315 KK yang berada di 62 desa dan menerangi 80.332 KK yang berada di 1.034 desa. Ini semua demi mewujudkan keadilan sosial. "Energi adalah instrumen mewujudkan keadilan sosial, yakni energi harus tersedia, merata dan terjangkau. Domain kami adalah EBTKE maka kami berupaya mewujudkan keadilan sosial, salah satunya melalui pembangunan infrastruktur EBTKE. Nah dalam upaya inilah kami membutuhkan dukungan penuh dari Bapak Ibu sekalian," tandas Wawan di depan perwakilan Dinas ESDM se-Indonesia.

Berikut adalah Program Pengembangan EBT yang dilakukan oleh Kementerian ESDM melalui Ditjen EBTKE: (1) menambah kapasitas pembangkit/produksi energi melalui pembangunan dan pengembangan PLTP dan PLTA; (2) menambah penyediaan akses terhadap energi modern untuk daerah terisolir jagingan PLN, khususnya di daerah-daerah perbatasan, tertinggal, terisolis dan pulau kecil terluar; (3) mengurangi subsidi BBM/listrik (energi) PLTD; (4) mengurangi emisi gas rumah kaca; dan (5) menghemat energi.

Sejumlah 471 unit pembangkit berkapasitas 38.988 kW telah dibangun oleh Kementerian ESDM dengan total APBN tahun 2014-2017 sebesar 3.317,6M, berupa PLTS Terpusat + Rooftop, PLTM/H, PLT Hybrid, PLT Biogasm PLTSA, Biogas Komunal, Sarpran BBN, serta PJU PV/LHE. Infrastruktur yang ada mampu melistriki dan menerangi 147.193 KK.

Wawan mengungkapkan bahwa saat ini Pemerintah juga berupaya untuk menerangi 80.332 rumah di 5 provinsi (dalam proses pelaksanaan) melalui pembagian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE). Paket LTSHE akan dibagikan kepada masyarakat lokal daerah yang berada di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, daerah terisolir dan pulau terdepan atau jauh dari jangkauan PLN, sehingga sumber energi utama yang dapat diandalkan murni dari tenaga surya. Prinsip kerja LTSHE adalah energi dari matahari ditangkap oleh panel surya, diubah hub kapasitor menjadi energi listrik kemudian disimpan di dalam baterai. Energi listrik di dalam baterai ini yang kemudian digunakan untuk menyalakan lampu.

"Kita semua berharap program ini dapat berjalan lancar dan mampu memenuhi kebutuhan listrik di daerah 4T, sehingga dapat mendorong pencapaian salah satu visi Kementerian ESDM yakni mewujudkan pemerataan akses listrik demi terwujudnya energi berkeadilan di Indonesia," pungkas Wawan. (RWS)

 

 


Contact Center