Kiprah Biodiesel Dalam Mendukung Pengembangan Energi Baru Terbarukan : Capaian Program B30 pada Semester I 2021

Minggu, 25 Juli 2021 | 17:05 WIB | Humas EBTKE

JAKARTA - Pemerintah Indonesia resmi mengimplementasikan program mandatori pencampuran 70% solar dengan 30% biodiesel (Program B30) pada 1 Januari 2020. Sampai saat ini Program B30 telah berjalan selama kurang lebih satu setengah tahun sebagai salah satu program prioritas nasional untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mencapai transisi energi bersih, khususnya di sektor transportasi.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa sejauh ini implementasi Program B30 terbilang berhasil dan menempatkan Indonesia sebagai negara pertama yang mengimplementasikan biodiesel hingga campuran 30%. “Penyediaan dan pemanfaatan B30 telah menempatkan Indonesia pada posisi terdepan di dunia dalam implementasi biodiesel. Program B30 telah dinikmati oleh para konsumen yang menggunakan mesin dengan bahan bakar diesel baik di sektor transportasi maupun sektor industri lainnya”. 

Untuk tahun 2021 ini dengan total alokasi biodiesel sebesar 9.2 juta kL, didukung oleh 20 BU BBN yang mengikuti pengadaan FAME dan 20 BU BBM yang wajib melakukan pencampuran BBN Jenis Biodiesel dengan BBM Jenis Minyak Solar, hingga semester 1 telah berhasil menyalurkan biodiesel sebesar 4,3 juta kL (atau 46,7% dari target penyaluran biodiesel dalam negeri). Adanya pandemi Covid-19 ditengarai sedikit memperlambat penyerapan biodiesel akibat adanya pembatasan mobilitas sehingga terjadi penurunan serapan biodiesel baik di sektor transportasi maupun industri. Namun Pemerintah optimis di akhir tahun penyerapan biodiesel akan mencapai target yang telah ditetapkan.

Dengan target 9,2 juta kL serapan biodiesel di tahun 2021, rata-rata serapan setiap bulan diperkirakan sebesar 766 ribu kL. Sejak Januari hingga Juni 2021, capaian rerata pemenuhan Purchase Order bulanan mencapai 93.03%, dengan serapan terendah di bulan Januari dan tertinggi di Bulan Juni 2021.

Beberapa kendala yang terjadi dalam penyaluran biodiesel pada Semester I tahun 2021 antara lain terbatasnya tanki penyimpanan, keterlambatan dalam unloading FAME yang diakibatkan kepadatan di Jetty BUBBM,  dan terjadi kerusakan peralatan di pabrik BUBBN yang menyebabkan operasi pabrik tehambat

Untuk memastikan penyaluran B30 berjalan lancar dan tidak adanya penyaluran B0 (solar murni) beberapa upaya terus dilakukan, antara lain mendorong percepatan penyiapan  tanki penyimpanan tambahan, penambahan fasilitas jetty, meningkatkan pengawasan, dan menghimbau kepada industri BUBBN untuk menghindari unplanned maintenance.

Manfaat ekonomi dari implementasi biodiesel sampai dengan Semester I sebesar Rp 29,9 Triliun yang terdiri dari penghematan devisa sebesar Rp 24,6 Triliun dan nilai tambah dari CPO menjadi biodiesel sebesar Rp 5,3 Triliun. Selain itu, manfaat lain dari implementasi biodiesel adalah pengurangan emisi CO2 sebesar 11,4 juta ton CO2e. (RWS)


Contact Center