Pemerintah Tutup Rangkaian Geothermal Goes To Campus di Yogyakarta

Kamis, 27 April 2017 | 10:32 WIB | Ferial

EBTKE--- Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) menutup rangkaian Geothermal Goes to Campus (GGTC) di Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPN) Yogyakarta pada Kamis, 27 April 2017 di Yogyakarta.

Kali ini dengan membawa tema "Linking and Matching Education to Industry", Ditjen EBTKE memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai pengembangan panas bumi di Indonesia dan kebijakan Pemerintah terkait hal tersebut kepada dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik di Universitas se-Yogyakarta, khususnya Fakultas Teknik Mineral UPN. Narasumber yang dihadirkan antara lain berasal dari PT Pertamina Geothermal Energy, PT Halliburton Logging Services Indonesia, dan Star Energy Geothermal Ltd.

Energi panas bumi sebagai salah satu sumber energi hijau untuk pembangkit listrik memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan sumber energi fosil, antara lain ramah lingkungan, berkelanjutan, terbarukan, dan dikelola secara lokal. Hingga akhir tahun 2016, pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik baru mencapai 1.643,5 MW atau kurang dari 10 persen dari total potensinya yaitu 28.579 MW. Melihat potensi energi panas bumi di Indonesia yang besar dan lebih unggul dibandingkan dengan energi lain,energi panas bumi akan menjadi energi andalan dan vital karena dapat mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil yang semakin berkurang.

Target pengembangan panas bumi Indonesia terbilang sangat besar yaitu 7.241,5 MW dan membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kuantitas dan kualitas keahlian spesifik, seperti ahli geologi, geokimia, geofisika, reservoir, pemboran dan lainnya. Saat ini, jumlah SDM Indonesia dengan kriteria tersebut masih belum cukup untuk memenuhi industri panas bumi.

Berdasarkan kajian Indonesia, Geothermal Human Resource Development Program yang disiapkan oleh Ministry of Foreign Affairs and Trade dari East Harbour Energy and Lawless Geo Consulting, Dr. Surya Darma, Jakarta, Global Sustainable Energy Solutions, bahwa Indonesia akan memerlukan 1.300 hingga 2.200 tambahan SDM untuk geothermal engineers sampai dengan tahun 2020, dan pada tahun 2025 dibutuhkan tambahan SDM sebanyak 500 hingga 800 orang yang terdiri dari engineer, scientist, teknisi, pelatih dan pengajar.

Melihat hal tersebut, Ditjen EBTKE, melalui Direktorat Panas Bumi menginisiasi untuk memfasilitasi terpenuhinya SDM Indonesia oleh generasi muda yang berkualitas di bidang geothermal. Salah satunya adalah menjadi jembatan link and match antara perguruan tinggi dan badan usaha melalui kegiatan GGTC.

Tahun 2017 adalah tahun ke-6 Ditjen EBTKE menyelenggarakan kegiatan GGTC dan menurut road map SDM Geothermal yang telah disusun periode 2017-2019 merupakan tahap link and match dan tahun 2019-2025 akan menjadi periode build competence human resources.

GGTC diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran tentang geothermal bagi mahasiswa Indonesia. "Pemerintah bertekad untuk menjadikan Indonesia sebagai "centre of excellence in geothermal development",untuk itu berbagai upaya dilakukan guna mendukung hal tersebut", kata Direktur Panas Bumi dalam sambutan pembukaannya di GGTC UPN ini. (RWS)


Contact Center