Implikasi Ekonomi Dari Ekspor Nuklir

Senin, 11 Agustus 2014 | 15:44 WIB | Ferial

EBTKE--Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mengunjungi Uni Emirat Arab dalam acara pemasangan reaktor nuklir pertama Barakah atau reaktor nuklir yang pertama diekspor Korea Selatan ke Uni Emrat Arab.

Kesuksesan pemasanganan Barakah ini diharapkan akan menjadi kemajuan dalam meningkatkan ekspor produk reaktor nuklir Korea Selatan di pasar global dan memberikan ekspansi keuntungan ekonomi nasional.

Reaktor nuklir yang dipasang di Uni Emirat Arab adalah unit pertama yang diekspor Korea Selatan berdasarkan kesepakatan 2009. Saat itu, Korea Selatan bergabung dalam konsorsium pembangunan PLTN senilai 18,6 miliar dolar, termasuk 4 unit reaktor nuklir di Uni Emirat Arab, hingga pada 2020. Reaktor Barakah-1, sebagai tahap pertama proyek, dikirimkan Korea Selatan pada bulan Maret dan tiba di Uni Emirat Arab pada 30 April. Reaktor nuklir ini mampu menghasilkan listrik 1.400 megawatt yang dipasang pada tgl. 20 Mei setelah lolos inspeksi ketat pemerintah Uni Emirat Arab. Setelah 40 tahun, Korea Selatan menjadi negara pengekspor reaktor nuklir sejak reaktor nuklir pertama di negaranya, Gori-1 dibangun pada 1978.

Konstruksi Pembangkit tenaga nuklir Korea Selatan dimulai dengan mengimpor reaktor nuklir dari Amerika Serikat, Kanada dan Prancis. Pada tahun 1982, Korea Selatan mengalami kemajuan pada pengembangan desain bahan bakar dan teknologi produksi nuklir. Setelah itu, Korea Selatan membangun PLTN baru hampir setiap tahunnya untuk mendapatkan pengetahuan dan keahlian teknologi yang diperlukan. Kemajuan dan pengalaman ini akhirnya mendorong Korea Selatan mengekspor PLTN lokal ke Uni Emirat Arab pada 2009. Saat itu, Korea Selatan bersaing melawan produsen nuklir maju, seperti Prancis dan Jepang di proyek Uni Emirat Arab. Kompetisi ketat ini menjadi tumpuan harapan, karena kemenangannya dapat membawa keuntungan besar bagi perekonomian nasional.

Pasar dunia akan bertambah 2 kali lipat hingga tahun 2030, namun negara yang mampu membangun dan mengekspor PLTN adalah Amerika Serikat, Prancis, Kanada, Rusia, Jepang dan Korea Selatan. Dari kesemua negara ini, yang dapat menjamin keamanan nuklir akan menjadi pemimpin pasar. Jadi, apa yang dilakukan Korea Selatan untuk melawan para pesaing itu.

Siapa pun tidak bisa menjamin kecelakaan tidak akan terjadi. Yang dapat menjamin adalah bahwa pemerintah dan badan pengawasan terus mencurahkan perhatiannya di industri tenaga nuklir. Pemasangan sukses reaktor nuklir Barakah-1, yang didesain mampu menahan gempa berkekuatan 7 Skala Richter, mendorong masuknya teknologi baru Korea Selatan bagi pembangunan PLTN di Arab Saudi dan Finlandia.

 

sumber : kbs.co.kr


Contact Center